Kapolri Ajukan 20 Ribu Senjata Api Hadapi Teroris

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA.co.id – Kepolisian Republik Indonesia berencana melengkapi anggota yang bertugas di lapangan seperti polisi lalu lintas dan anggota Sabhara dengan alat yang cukup untuk membela diri, seperti senjata api.

Dito Mahendra Divonis 7 Bulan, Langsung Keluar Penjara

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, tuntutan dan aspirasi itu disampaikan oleh anggota yang bertugas di lapangan, terutama para anggota yang menjadi korban serangan teroris. 

Salah satu contohnya pada kejadian teror bom di terminal Kampung Melayu. Anggota yang menjadi korban saat bertugas saat itu tidak dilengkapi dengan senjata api. Oleh karena itu, pada saat diserang oleh teroris, tidak bisa melakukan langkah cepat untuk membela diri.

5 Alutsista Asli Buatan Indonesia Ini Laris Manis Dipesan Negara Lain

Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ini mengatakan, anggotanya di lapangan yang dilengkapi dengan senjata api biasanya hanya untuk anggota di daerah-daerah yang dinilai rawan dan berpotensi aksi teror.

"Sehingga di daerah-daerah rawan serangan, kami anggap, menurut peta intelijen itu daerah rawan teror. Kami ingin melengkapi anggota dengan alat bela diri di antaranya senjata api," kata Tito di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa 25 Juli 2017.

Jelang Lebaran, Satgas Pangan Polri Waspadai Kelonjakan Harga Bahan Pokok di Babel

Tito menjelaskan, kebutuhan itu diperkirakan terpenuhi dengan 20 ribuan senjata api. Mantan Kapolda Metro Jaya ini mengatakan, untuk hal itu, pihaknya sudah melakukan kerja sama dengan PT Pindad dan sudah meminta lebih dari 10 ribu senjata api. Namun saat ini, Pindad baru memiliki ketersediaan produksi sekitar 5.000 senjata api saja.

"Minggu lalu Dirut Pindad datang dan kebetulan Wakapolri adalah komisaris. Jadi kami juga meminta mereka nanti untuk pengadaan. Kami ada bujet untuk itu, dan sekaligus juga untuk mendorong industri senjata dalam negeri," ujarnya.

Sementara itu, untuk kekurangan kebutuhan rencananya akan dibeli dari luar produksi PT Pindad seperti dari luar negeri dengan dengan harga dan kualitas yang hampir sama dengan buatan Pindad. 

Tito mengatakan, jika Pindad bisa memproduksi lagi kekurangan kebutuhan Polri dalam beberapa bulan ke depan, maka Polri akan membeli dari BUMN itu.  

Anggaran pengadaan senjata api ini akan menggunakan APBN Perubahan 2017. Namun Tito tidak menyebutkan angka pasti jumlah bujet itu dengan alasan masih dibahas dengan DPR.

"Saya kurang hafal karena sedang dibahas dengan DPR," ujarnya.

Tito melanjutkan, para anggota yang dilengkapi dengan senjata api akan diberikan pelatihan yang matang dan dijamin dengan sertifikasi. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya