Wawancara Mahfudz Siddiq, Ketua Fraksi PKS

“Ada Kontribusi Soeharto yang Positif”

VIVAnews – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengatakan ingin masyarakat menyikapi sejarah Indonesia secara proposional. Itu sebabnya, partai itu memunculkan kampanye politik dengan menampilkan tokoh-tokoh nasional dan para mantan presiden.

Kasus Pemuda di Cianjur Nikahi Wanita yang Ternyata Pria, Endingnya Begini

Yang jadi kontroversial kemudian adalah dimunculkannya mantan Presiden Soeharto sebagai salah satu pahlawan dalam berbagai iklan partai itu.  Partai ini juga mempertemukan anak-anak mantan presiden Republik Indonesia, termasuk  ahli waris Presiden Soeharto.  Bagaimana asal mula iklan  dan pertemuan yang digelar hari itu. VIVAnews mewawancarai Mahfudz Siddiq, ketua fraksi PKS, yang ikut mengagas pertemuan ini.

Bagaimana iklan dan acara itu dipersiapkan?

Sejak kapan ide mempertemukan ahli waris tokoh-tokoh ini bergulir?
Idenya sejak Oktober 2008. Ketika memang kami ingin menyambungkan antara spirit Hari Sumpah Pemuda dengan Hari Pahlawan. Sehingga memang acara ini dalam momen itu. Kami ingin mengajak generasi muda menumbuhkan spirit kepahlawanan. Dan juga lebih melihat Indonesia ini ke depan bukan ke belakang yang memang dalam sejarah kepemimpinannya banyak menyimpan konflik dan kontroversi. Dengan pertemuan ini, para ahli waris pahlawan nasional dan pemimpin nasional itu memberi suatu pesan bahwa terlepas dari konflik dan kontroversi masa lalu, para pemuda ini harus bangkit.

BPS Sebut Ketimpangan Gender Menurun pada 2023, Ini Buktinya

Ide awalnya dari siapa?

Ini ide tim di Dewan Pimpinan Pusat. Kami diskusikan bersama-sama. Idenya bukan dari orang-perorang. Begitu  Termasuk juga saat memutuskan iklan tokoh-tokoh nasional itu.

Viral, Detik-detik Imam Masjid Agung Takalar Meninggal Dunia saat Salat Subuh

Apakah acara diumunculkan PKS agar bisa masuk ke basis nasionalis, karena basis islam sudah mentok?

Sebenarnya acara ini tidak ada kaitan dengan basis pemilih PKS. Karena pada waktu dialog kebangsaan Agustus 2008 lalu juga kami pertemukan Pak Taufiq Kiemas, Pak Sri Sultan, dan beberapa tokoh lain. Bagi PKS,  polarisasi antarparpol Islam dan kelompok  nasionalis itu sudah tidak relevan. Dan itu hanya akan menjadi potensi konflik ideologis ke depan. Karena itu, kami ingin menghilangkan sekat-sekat itu. Itu pandangan baru yang secara sadar yang ingin kami kembangkan.

Bagaimana mempersiapkan acara ini?

Sederhana saja. Setelah iklan Hari Sumpah Pemuda. Kemudian kami luncurkan iklan Hari Pahlawan. Sekarang ini, untuk menindaklanjuti agar lebih memaknai peringatan Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan, kami gelar acara ini.

Mengundang anak-anak pahlawan itu usulan siapa?

Kalau di PKS ini kami kerja kerja tim. Jadi memang setiap ide, setiap program dibahas bersama. Ini ide kolektif.

Bagi sebagian masyarakat, mantan Presiden Soeharto bukan pahlawan. Tapi PKS tetap mengangkatnya sebagai pahlawan nasional. Mengapa?

Kalau secara formal legal, istilah pahlawan nasional itu, kan, gelar yang diberi negara ke orang-perorang. Kemudian, ketika PKS menyebut seseorang sebagai pahlawan atau guru bangsa, itu bukan dalam artian formal legal. Tapi, lebih kepada nilai dan spirit yang ingin disampaikan  PKS.

Bagi PKS, misalnya seorang Soekarno. Terlepas beliau menyimpan kontroversial dan mengenalkan ide Nasakom yang ditentang kelompok Islam, itu bagi kami kami tetap  founding fathers.  Begitu juga Pak Harto, terlepas dari catatan hitamnya.Bahkan aktivis PKS pada 1998 dulu justru di garda depan untuk menurunkan Pak Harto. Tapi harus diakui, tidak sedikit prestasi dan kebaikan yang  dilakukannya. Dan sekarang kami dudukkan pada posisinya.

Siapa yang mencetuskan mantan Presiden Soeharto sebagai pahlawan di PKS?

Sebenarnya bukan mencetuskan atau melabelkan sebagai pahlawan. Tapi, idenya bagaimana kami ingin mengajak bangsa ini. Khusunya generasi muda untuk mengenali kembali sosok besar di negeri ini dengan pemikiran-pemikirannya. Ada hal positif yang bisa diambil. Lalu, muncul sejumlah tokoh yang kami tampilkan.

Akhirnya, kenapa Pak Harto tidak dimasukkan dalam tokoh itu. Setelah kami kaji, akhirnya, oke. Kami masukan. Karena beliau juga mempunyai kontribusi. Lalu semua itu kami bungkus dengan ungkapan apresiasi kami. Terima kasih guru bangsa, terima kasih pahlwaan. Karena memang sebagian tokoh yang kami undang pahlawan.

Apakah ada perdebatan di PKS saat iklan itu digagas?

Pasti ada. Soekarno juga jadi perdebatan. Tapi, salah satu prinsip politik PKS yaitu harus bersikap adil, bahkan kepada lawan politik sekalipun. Setelah dipertimbangkan kami akui ada pemikiran Pak Harto yang positif. Setelah 10 tahun reformasi, bahkan pemikirannya diwacanakan kembali. Misalnya, tentang kemandirian pangan solidaritas, harga pokok. Itu policy Pak Harto, tapi karena dosa KKN, kemudian hal itu tertutup.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya