Kredit Macet Ancam Sektor Manufaktur

VIVAnews - Kredit macet akibat krisis global diprediksi akan meningkat. Risiko lain yang akan ditanggung industri perbankan nasional adalah turunnya kredit dan laba.

Direktur Bank Mandiri Sentot A Sentausa dalam press gathering di Bandung, Jumat 21 November 2008 mengatakan ancaman kenaikan kredit bernasalah (non performing loan/NPL) berasal dari sektor manufaktur khususnya yang mempunyai orientasi ekspor ke Eropa atau Amerika.

Sektor lainnya adalah sektor komoditas dan kredit konsumer. "Akibatnya risiko kredit meningkat, risiko likuiditas meningkat, dan risiko pasar atau trading naik," kata dia.
 
Ia mengatakan untuk mengantisipasi kondisi tersebut, salah satu yang dilakukan Bank Mandiri adalah meminta debitor yang mempunyai utang dalam bentuk valas mengonversinya ke dalam rupiah.

Sementara untuk menghindari eksposure kredit perkebunan khususnya kelapa sawit, Bank Mandiri memberikan kredit kepada petani yang memiliki cukup pengalaman. "Kita tidak pernah memberi kredit ke pendatang baru," katanya.
 
Menurutnya dengan kondisi saat ini, perbankan Indonesia masih kuat. Di mana rasio kecukupan modal (CAR) rata-rata 16 persen, masih jauh di atas ketentuan.

Widodo Cahyono Putro Ungkap Kunci Selamatkan Arema FC dari Degradasi
Demo buruh di Balai Kota DKI Jakarta menuntut kenaikan UMP 2024

Serikat Pekerja Sebut Banyak Dosen Digaji di Bawah UMR 

Serikat Pekerja Kampus (SPK) mengungkapkan, berdasarkan hasil risetnya masih banyak dosen dan tenaga pendidikan (tendik) yang dibayar dibawah Upah Minimum Regional (UMR).

img_title
VIVA.co.id
2 Mei 2024