VIVAnews - Badan Prancis bagi Pembangunan (Agence Francaise de Developpement/AFD) mengucurkan pinjaman US$ 200 juta untuk pemerintah RI. Dana ini untuk mendukung rencana mengatasi perubahan iklim.
Penandangan Mou pinjaman dilakukan antara Presiden Direktur AFD Jean-Michel Severino dan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto di Jakarta, Selasa 25 November 2008.
Pinjaman ini bertenor 15 tahun dengan grace period (masa tenggang) 5 tahun dengan suku bunga yang digunakan LIBOR minus 30 basis poin.
Menurut Rahmat, pinjaman pertama kali ini sifatnya sangat lunak sehingga pihaknya telah mengadakan pembicaraan awal untuk mengajukan nilai yang sama agar dapat dikucurkan lagi tahun depan.
Pinjaman ini, kata Severino untuk mengimplementasikan rencana Indonesia menghadapi perubahan iklim. Kegiatan ini akan dilakukan dalam tiga bentuk utama yaitu mitigasi, adaptasi dan masalah lintas sektor yang berbentuk matrik kebijakan.
Dana ini dapat digunakan untuk mendorong usaha pemerintah mengatasi perubahan iklim dalam hal teknologi, perbaikan lingkungan serta untuk mngetahui informasi data perubahan lingkungan.
Menurut Rahmat, pinjaman berupa bantuan teknis bagi beberapa industri guna meningkatkan efisiensi. Industri yamg dimaksud antara lain semen dan baja, technical assistance untuk kehutanan, pengenalan cuaca dan peta pertanian untuk Deptan, serta pilot project green carbon.
Selain prancis, pemerintah juga menerima pinjaman Japan International Corporation Agency (JICA) sebesar US$ 300 juta. Untuk tahun-tahun berikutnya, pemerintah akan melakukan pendekatan kembali agar pinjaman dapat terus dialirkan ke Indonesia.
Surya Paloh Ngaku Belum Bahas Jatah Menteri Nasdem ke Prabowo: Ada Perasaan Sungkan
Partai Nasdem melalui Surya Paloh sebelumnya sudah menyatakan siap dukung Prabowo-Gibran di pemerintahan.
