VIVAnews - Pemilu 2009 menjadi pemilu ketiga yang dilaksanakan di era Reformasi. Pemilu ini menjadi penentu, apakah rakyat masih percaya dengan janji-janji reformasi yang digaungkan tahun 1998 lalu.
Rakyat akan mengevaluasi, apakah dalam 10 tahun ini telah terjadi perubahan ke arah yang lebih baik. Apakah demokrasi yang sedang berjalan dirasakan membawa kebaikan. "Publik akan bertanya, penting atau tidak demokrasi di Indonesia," kata Rektor Universitas Paramadina dalam Seminar "Pemilu 2009: Konsolidasi Demokrasi dan Transformasi Kepemimpinan Nasional" di Hotel Gran Melia, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Selasa, 25 November 2008.
Anies melihat, perbaikan sistem demokrasi masih harus dilakukan. Ada lima hal yang mesti dilakukan, pertama, konsisten dalam periodisasi jabatan politik. Kedua, durasi jabatan politik dibatasi. Ketiga, sistem birokrasi diperbaiki sesuai dengan demokrasi yakni akuntabel dan transparan. Keempat, dua jalur birokrasi yakni karier dan jabatan politik harus dijaga supaya tidak saling bertabrakan. Kelima, reformasi parlemen menjadi akuntabel. "Lembaga perwakilan harus membuat mekanisme keputusan terjadi secara transparan."
Dan demokrasi saat ini, kata Anies, baru sebatas hubungan penonton dengan pemain bola. Ketika partai-partai politik beserta politisi-politisi berlaga, suporter-suporter ikut bertempur membela. Padahal para politisi itu belum tentu kenal dengan pendukungnya itu. "Kalaupun mereka menang, pendukung itu pulang kembali ke rumah menghadapi realitas sebenarnya dan tidak mendapat apa-apa. Belum terjadi hubungan yang demokratis di Indonesia jika hubungannya masih seperti penonton dan pemain bola itu," kata Anies.
Terpopuler: Fuji Diramal Berjodoh dengan Mayor Teddy, Rizky Nazar Tegaskan Tak Ada Orang Ketiga
Berita mengenai Fuji selalu menarik perhatian netizen. Terlebih, kali ini dia dikaitkan dengan Ajudan Prabowo, Mayor Teddy dan diramal berjodoh oleh Hard Gumay.
