VIVAnews - Kepala Badan Pusat Statistik Dr Rusman Heriawan mengatakan penurunan harga premium yang berlaku 1 Desember 2008 ini ikut menyumbang deflasi meski hanya dalam jumlah kecil.
"Andilnya hanya 0,35 persen dari semua kebutuhan," ujar Rusman seusai jumpa pers di Kantor Badan Pusat Statistik, Senin, 1 Desember 2008.
Pada November 2008, inflasi tercatat 0,12 persen. Dari 66 kota sebanyak 27 kota mengalami inflasi dan 39 kota deflasi.
Dari besaran itu kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau menyumbang 1,13 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,23 persen, kelompok sandang 0,72 persen, kelompok kesehatan 0,37 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,26 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok bahan makanan 0,67 persen dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan 0,31 persen.
Pengaruhnya kecil karena penurunan premium sebesar Rp 500, hanya sebagian item dari total 700 item yang biasa dibutuhkan masyarakat. Penurunan premium Rp 500 juga belum tentu akan mempengaruhi penurunan produk lainnya.
"Penurunan ini hanya 8,3 persen dari Rp 6.000, dan dampaknya juga tidak serta merta terasa setelah hari ini diturunkan," ungkapnya.
Rusman mengatakan selain premium pada bulan lalu juga sejumlah komoditas turun menyumbang deflasi harga bahan pokok makanan. Antara lain daging ayam sebesar 5 persen, ikan segar 1 persen, minyak goreng (CPO) juga ikut turun, telur 5 persen dan pertamax 0,04 persen, serta angkutan antarkota dan udara yang turun 10 persen.
"Sayang dan apesnya karena musim Indonesia, deflasi tidak begitu terasa. Misal bagaimana cabai merah yang pusat produksinya terendam banjir hingga pasokannya berkurang, bawang juga karena musim hujan keringnya tidak begitu bagus. Akibatnya, penurunan harga tidak terjadi signifikan," ungkapnya.
Selain itu pada Oktober 2008, terjadi inflasi di pedesaan sebesar 0,58 persen. Inflasi ini disumbang oleh kelompok bahan makanan sebesar 0,47 persen, makanan jadi, minuman dan rokok sebesar 0,70 persen, perumahan sebesar 0,92 persen, sandang 0,47 persen dan transportasi dan komunikasi sebesar 0,68 persen.