Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah

Asosiasi Terigu Menilai Tidak Efektif

VIVAnews - Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) menilai kebijakan pemerintah menanggung pajak pertambahan nilai (pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah/PPNDTP) keluaran atas penjualan tepung terigu tidak efektif.

Mesir Buka-bukaan Ada Proposal Baru soal Gencatan Senjata di Gaza

Aptindo melaporkan data November 2008, terjadi penurunan volume penjualan sebesar 15-18 persen. Sedangkan pertumbuhan dilansir stagnan atau 0 persen.

"Penurunan tersebut mulai terjadi setelah Maret 2008, di mana puncak harga terigu terjadi," kata Direktur Eksekutif Aptindo Ratna Sari Loppies di Jakarta, Senin, 8 Desember 2008. .

Namun, dia menyatakan, kekhawatirannya jika insentif PPNDTP tidak lagi dilanjutkan tahun depan, justru akan semakin memberatkan produsen. "Produsen minta PPNDTP dilanjutkan hingga pemberlakuan Peraturan Menteri Perdagangan No. 44 tahun 2008 berakhir pada Desember 2010," ujar Ratna.

Terpopuler: Zaidul Akbar Bocorkan Resep Kaldu Ajaib hingga Fakta-fakta Unik Tentang Uzbekistan

Ratna mengatakan, rendahnya konsumsi terigu meskipun telah disuntik insentif PPNDTP, selain karena daya beli menurun, juga akibat kurangnya informasi industri pengguna. "Industri yang menggunakan terigu didominasi industri kecil dan menengah sebanyak 75 persen, sedangkan sisanya industri modern," jelasnya.

Ilustrasi pendeta atau pastor Katolik

Sang Istri Diduga Selingkuh dengan Pastor, Suami: Dia dan Romo Tidur dalam Satu Selimut

Heboh dugaan pastor di Manggarai Timur, NTT yang meniduri istri orang. Sang suami memergoki istrinya dan pastor tidur dalam satu ranjang di rumahnya.

img_title
VIVA.co.id
30 April 2024