VIVAnews - Dukungan penyelenggaraan Bali Democracy Forum(BDF) datang dari Pemerintah Australia melalui Perdana Menteri Kevin Ruud, yang menjanjikan bantuan sebesar US$ 3 juta untuk mendukung BDF dan Institute for Peace and Democracy.
Hal itu disampaikan Presiden Susilo Bambang di Grand Hyatt, Nusa Dua, Rabu, 10 Desember 2008. "BDF adalah inisiatif pertama yang bagus dari Indonesia yang sebagai negara demokrasi baru. Forum ini juga ingin meningkatkan demokrasi di kawasan Asia," kata Yudhoyono.
Presiden mengatakan, PM Australia, Ruud banyak menyoroti peran Asia yang cukup penting dengan populasi terbesar di Dunia, dimana perkembangan Indonesia begitu pesat dalam mengembangkan demokrasi, dan menyambut baik bantuan dan kerjasama untuk mengembangkan Institute for Peace and Democracy di Bali.
Menurut Yudhoyono, Indonesia juga sudah disiapkan dana cadangan sebesar US$ 5 miliar dari berbagai negara untuk menangani krisis global apabila dibutuhkan.
"Pemerintah memang memutuskan pola yang berbeda dengan situasi sebelumnya seperti hubungan langsung dengan IMF, tetapi lebih mengembangkan kerjasama dengan world bank, ADB, dan negara sahabat seperti Jepang dan Australia," jelas Yudhoyono.
BDF berlangsung dua hari mulai hari ini dan akan berakhir besok, Kamis, 11 Desember 2008. Forum yang baru pertama kali di Asia ini mengangkat tema 'Building and Consolidating Democracy : A Strategic Agenda for Asia'.
Forum ini diikuti 32 negara Asia yang dihadiri empat kepala negara dan pemerintahan yakni Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam, Perdana Menteri Australia Kevin Ruud, dan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao.
Laporan: Wima Saraswati/Bali.
Peringati Hardiknas, Para Pelajar Mengikuti Program 'A Day In My Life Jadi Wali Kota Tangerang'
Banyak ide menarik dari para pelajar.
