VIVAnews - Investasi yang menjanjikan keuntungan besar memang sangat menggiurkan. Namun jangan sampai terkecoh. Biasanya yang untung besar pun memiliki risiko besar pula. Produk jenis discretionary fund, yang berbau spekulatif, misalnya.
Menurut Presiden Direktur Money for Wealth Sulad Sri Hardanto kepada VIVAnews, Rabu 17 Desember 2008, produk semacam ini tidak bisa 'dimainkan' orang awam, harus yang benar-benar mengerti seluk beluk dan aturan mainnya. Selain karena tidak ada standarisasi investasinya, pengawasan produk ini juga sangat lemah.
Kasus dana nasabah terjebak dalam produk semacam itu, bukan hanya baru terjadi pada nasabah Bank Century yang membeli produk sejenis yang dikeluarkan PT Antaboga Deltasekuritas, jauh sebelumnya juga banyak nasabah yang tertipu karena minimnya pengetahuan mereka.
Untuk produk offshore dari luar negeri, kata dia, investor Lehman Brothers juga banyak yang terjebak seiring bangkrutnya lembaga keuangan Amerika tersebut akibat hantaman krisis keuangan global. Produk yang dikeluarkan Lehman dulu dianggap paling aman karena ada jaminan untuk modal yang ditanamkan, sehingga orang berpikir tidak akan mengalami kerugian jika menginvestasikan dananya pada produk bernama capital guarantee tersebut. Tapi kenyataannya, saat ini banyak investor yang merugi karena dananya tidak bisa dicairkan. Kerugian ini, tidak hanya diderita investor di luar tapi juga di dalam negeri.
Agar investor tidak lagi terjebak produk-produk 'ajaib' ini, Sulad membeberkan tips-tips yang bisa dijalani sebelum duit di tangan diinvestasikan:
1. Mempelajari Risiko
Dalam dunia investasi dikenal istilah high risk high return dan low risk low return. Investasi berisiko besar memiliki keuntungan yang besar pula, begitu pula sebaliknya. Yang menjadi pertanyaan dalam hal ini adalah seberapa besar risiko yang bisa dikelola oleh investor. Karenanya, investor harus benar-benar mempelajari risiko yang akan ditanggung jika ingin berinventasi pada suatu produk.
Calon investor harus jeli dan kritis, serta mengerti benar produk yang akan dibelinya. Kalau tidak mengerti jangan coba-coba merinvestasi. Kalau sudah mengerti pun, investasi tidak harus dilakukan secara besar-besaran, tapi bertahap untuk mengetahui prospek produk tersebut. Sebab investasi yang mudah dan diatur pun tetap ada risikonya walau kecil.
Deposito, misalnya, meski risikonya rendah, deposan tetap harus jeli terhadap bank yang menawarkan bunga tinggi. Jangan sampai terkecoh bunga tinggi, tapi dana yang disimpan di bank tidak dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan.
2. Hasil Investasi (Return)
Investor harus mencermati hasil investasi yang dijanjikan bank atau manajer investasi. Jika ada yang menawarkan hasil investasi tinggi, investor harus hati-hati dengan kemungkinan-kemungkinan dibalik penawaran tersebut. Karena kebanyakan investasi sejenis ini hanya membohongi investor. Contohnya, QISAR dan investasi Wahana yang menawarkan bunga 2-3 persen per bulan dalam denominasi dolar.
3. Masalah Legal
Masalah legal harus diperhatikan agar jangan sampai investasi yang dilakukan tidak dilindungi undang-undang atau aturan yang berlaku, sehingga merugikan investor sendiri. Investor sebaiknya menanamkan uang pada produk yang jelas aturannya seperti reksadana atau saham yang diatur dalam peraturan Bapepam-LK. Sementara produk sejenis discretionary fund aturan kontraknya hanya berlaku antara investor dan lembaga penerbit, dan tidak dilindungi aturan yang mumpuni, sehingga pengawasannya pun lemah.
Perlindungan terhadap nasabah/investor minim karena memang tidak ada jaminan dari siapa-siapa. Jika rugi, investor akan menanggung kerugian itu sendiri. Jadi investor harus benar-benar mengerti manajer investasi yang mengeluarkan produk tersebut. Pengurus dan pemegang sahamnya seperti apa. Jika ragu, sebaiknya investor mengurungkan niat investasinya dan mencari produk lain yang lebih aman, seperti Surat Utang Negara, Obligasi Ritel Indonesia, Sertifikat Bank Indonesia dan sebagainya.
Baca Juga :
Privy Luncurkan Paket Berlangganan Tanda Tangan Unlimited untuk Keamanan Transaksi Digital
VIVA.co.id
2 Mei 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Peringati Hardiknas 2024, Ini Pesan Pj Gubernur Sumut
Medan
10 menit lalu
Pemprov Sumut terus berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan di Sumut. Pemprov juga berkomitmen terus mengalokasikan anggaran pendidikan sebanyak 20% dari APBD Sumut.
Menikmati masa keemasannya antara era 1960-an dan 1980-an, Yakuza mengalami stagnasi di tengah kemajuan zaman, serta tindakan penegakan hukum oleh aparat keamanan
Harga Bawang Menggila, Pengusaha Warteg di Subang Minta Pemerintah Segera Ambil Langkah
Jabar
38 menit lalu
Menteri Perdagangan RI, Zulfikifli Hasan menyebut, tingginya harga bawang merah yang terjadi belakangan ini dikarenakan sentra produksi bawang merah di Jawa Tengah
Fitur Konektivitas Satelit di HP Flagship Terbaru Seperti IPhone 14 dan Samsung, Apa Fungsinya?
Gadget
41 menit lalu
Konektivitas satelit di smartphone flagship memungkinkan komunikasi darurat di tempat terpencil. Contohnya, iPhone 14 & 15 series, Samsung Exynos 5300, dan Motorola Defy
Selengkapnya
Isu Terkini