Polisi Larang Demonstran ke Istana

VIVAnews - Polisi tetap melarang sekitar 150 demonstran berjalan menuju Istana Presiden dan masih bertahan di Bundaran Hotel Indonesia. Alasan polisi karena para demonstran itu masih menggunakan alat pengeras suara.

"Kepolisian tetap tidak mengizinkan demonstran untuk long march ke Istana," ujar Rudi Daman, koordinator aksi, di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis, 18 Desember 2008.

Kendati masih tertahan, para demonstran masih melakukan unjuk rasa di Jalan Kebon Kacang, yang bersebelahan dengan Bundaran HI. Massa pun menggelar aksi Tarian Reog untuk mengundang perhatian dan menyampaikan tuntutan. "Kami akan tetap berunjuk rasa meskipun tertahan di sini," ujar Rudi.

Tak berapa lama, datang massa tambahan dari Migrant Jakarta Pusat untuk bergabung dengan massa Migrant Care. Massa terdiri dari Migrant Care, Front Mahasiswa Nasional, dan komunitas buruh migran cabang Subang, Blitar dan Cianjur, menggugat minimnya perhatian pemerintah pada buruh migran.

Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah yang ada dalam aksi tersebut meminta, agar UU No 39 Tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan tenaga kerja di luar negeri dihapus. Massa juga minta pemerintah menghapus terminal khusus buruh migran di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng.

Kasus Mayat Bayi Dibuang Sang Ayah di Tanah Abang, Polisi: Hasil Aborsi Digugurkan di Hotel
Zaidul Akbar.

Terpopuler: Zaidul Akbar Bocorkan Resep Kaldu Ajaib hingga Fakta-fakta Unik Tentang Uzbekistan

Zaidul Akbar lagi-lagi membocorkan resep rahasia sehat. Kabar ini jadi salah satu artikel terpopuler di kanal Lifstyle. Artikel apalagi yang menjadi perhatian pembaca?

img_title
VIVA.co.id
30 April 2024