Michael Schumacher Bicara Soal Maut

VIVAnews - Profesi pembalap bisa dibilang sebagai pekerjaan dengan risiko tertinggi. Pasalnya, di pekerjaan inilah Anda mengajak maut untuk bermain. Salah langkah, maut yang akan menghampiri dengan nyawa sebagai taruhannya.

Risiko inilah yang ingin disadarkan mantan pembalap Ferrari, Michael Schumacher. Juara dunia tujuh kali itu sendiri mengaku baru sadar masalah kematian ini waktu melihat Ayrton Senna tewas di atas lintasan.

"Kematian Senna menyadarkanku. Di saat itulah saya meyakinkan diri kalau kematian bisa terjadi pada siapa saja. Bila Anda tak bisa menerimanya, maka Anda yang punya masalah," ujar Schumacher seperti dilansir majalah Die Zelt, Jumat 19 Desember 2008.

Schumacher menambahkan kalau risiko kematian buat pembalap bisa dikurangi dengan menyadari kalau ada beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakukan. Tapi Schumacher menambahkan, perhitungan seakurat apapun tak berguna bila memang sudah sial.

"Saya selalu sadar kalau semua ada batasnya. Tapi terkadang ada saja nasib sial, seperti yang terjadi di Sirkuit Silverstone (Inggris)," kata Schumacher mereferensikan kecelakaan yang membuat kakinya patah, tahun 1999 lalu. 

Pria asal Jerman itu juga menasihati para pembalap agar membuat surat warisan mulai sekarang. Karena mereka tak akan pernah tahu kapan kematian mengalahkan mereka saat berlaga di sirkuit.

Kento Momota Tak Mau Jauh-jauh dari Bulutangkis Usai Pensiun
Presiden WAML Roy Beran dan Menkumham Yasonna Laoly

Presiden WAML dan Menkumham Bertemu, Bahas Hak Kesehatan Narapidana

Menkumham Yasonna Laoly bertemu dengan Presiden WAML Roy Beran di kantor Kemenkumham. Sejumlah isu banyak diperbicarakan.

img_title
VIVA.co.id
2 Mei 2024