Wawancara Dubes Palestina, Fariz Mehdawi (3)

Kami Tidak Perlu Milisi Asing

VIVAnews - Sambil mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya atas perhatian bangsa Indonesia atas tragedi yang menimpa rakyat Palestina, Duta Besar (Dubes) Fariz Mehdawi berharap agar dukungan kepada bangsanya tidak sekadar meneriakkan kecaman dan makian kepada Israel. "Bantuan juga bisa berupa tindakan untuk membantu rakyat membangun negara dan pemerintahannya," kata Mehdawi kepada VIVAnews di ruang kerjanya, Selasa 30 Desember 2008.

Selain itu, rakyat Palestina tidak perlu tambahan relawan untuk berjibaku dengan tentara Israel. Dukungan dapat diwujudkan dengan membantu rakyat Palestina melalui berbagai cara yang bisa meningkatkan penghidupan mereka, bisa sebagai turis maupun sebagai pengusaha.

Berikut seri ketiga (terakhir) wawancara VIVAnews dengan Duta Besar Mehdawi.   
  
Perlukah Indonesia mengirim sukarelawan untuk ikut berjuang di Palestina?

Kalian harus yakin bahwa kami punya keberanian. Kami punya cukup orang yang mau siap mati. Sebenarnya kami tidak ingin kalian mati. Kami tidak ingin mati. Kita berjuang untuk hidup, kita tidak berjuang untuk mati.

Tentu kami tahu bahwa ketika kami mati, kami tidak takut karena kami tahu kemana kami akan pergi. Tuhan akan menerima kami sebagai martir di surga. Apa yang sebenarnya kami lakukan adalah membela diri karena Tuhan menyuruh kami untuk membela diri.

Dalam Islam, dalam Kristen, kita tahu bahwa kalau kita diserang, kita punya hak untuk membela diri. Itulah yang dilakukan Palestina. Kami tidak berada dalam sebuah perang. Bayangkan bila seluruh umat muslim di dunia bertempur bersama-sama, maka konflik ini telah lama usai karena umat muslim sangat banyak.

Tidak ada permusuhan antara Yahudi dan Muslim. Umat Yahudi sepanjang sejarah telah menikmati hidup nyaman. Mereka hanya mengalami masalah ketika mereka berada di Eropa, bukan di negara-negara muslim. Kami mempunyai konflik dengan Israel yang tidak menghargai hak-hak dan kemerdekaan Palestina. Itu saja.

Dan kami akan menggunakan forum internasional untuk menyelesaikan masalah, bukan dengan bertemu di medan peperangan dan berkampanye mengobarkan perang. Tidak perlu sukarelawan. Untuk mencapai perdamaian, kita dapat melakukannya melalui tekanan, dengan menggunakan sumber-sumber ekonomi.

Kami bisa menggunakan kamera dan media untuk memberi gambaran pada orang luar apa yang sebenarnya terjadi di Palestina dan memberi pencerahan bagi mereka yang belum familiar dengan situasi dan belum memahami situasi di sana.

Belum banyak orang yang tahu seperti apa Palestina sebenarnya. Beberapa orang berpikir bahwa terdapat begitu banyak perbedaan di antara warga Palestina sehingga sulit mencapai perdamaian. Itu tidak benar. Kami punya demokrasi dan perbedaan. Dan kami tidak sungkan membicarakannya. Perbedaan antar warga Palestina adalah perbedaan tentang bagaimana jalan terbaik untuk meraih hak-hak kami, bukan tentang siapa melawan siapa. Jadi kami tidak bertikai karena kekuasaan dan sumber daya.

Tugas kami sebagai diplomat adalah menghubungkan orang dan publik jadi tahu bagaimana cara bekerja sama dengan orang lain. Kami berencana membawa pelajar Palestina untuk belajar bersama pelajar Indonesia di universitas. Yerusalem telah dinyatakan sebagai ibukota kebudayaan Arab untuk tahun 2009.

Dan kami mendorong warga Indonesia untuk mengunjungi Palestina, untuk melihat Al-Aqsa, untuk melihat tempat suci, kami mendorong pariwisata di Palestina. Jadi kedutaan membantu menyediakan jalur kerja sama, pertukaran pendidikan, pariwisata, kerja sama, ada ekspatriat yang akan dilatih di sini, dan kita harus bekerja sama di bidang bisnis.

Jenderal Pengkhianat Iran Mata-mata CIA Masih Berkeliaran Meski Diklaim Sudah Dieksekusi

Kenapa kita tidak menemukan produk Palestina di pasaran? Apakah kalian kira Palestina tidak memiliki komoditas? Padahal kami adalah produsen minyak zaitun terbaik.
Tetapi kenapa tidak ada produk Palestina di sini? Jadi saya berseru kepada komunitas bisnis untuk ikut berperan. Jadi membantu Palestina bukan hanya dengan berbicara dan berdemonstrasi.

Kami ingin melihat emosi yang sebenarnya dari warga Indonesia. Kami tahu bahwa tiap kali mereka melihat kekerasan terhadap Palestina, mereka akan selalu bertanya "Apa yang bisa kami lakukan?" Saya sarankan pada kalian, jika kalian adalah pebisnis, kenapa tidak mengimpor produk dari Palestina, itu akan membantu para produsen Palestina untuk tetap hidup dan kuat dalam menghadapi situasi seperti sekarang ini.

Jika kalian adalah mahasiswa, kenapa tidak memberi usul agar mahasiswa Palestina diberi beasiswa untuk datang ke Indonesia dan menyelesaikan studi pasca sarjana dan spesialisasi? Jika kalian mampu dan ingin berwisata, daripada pergi ke Singapura, berkunjunglah ke Palestina.

Kalian akan membantu kami. Jadi kami sarankan, kunjungilah Yerusalem, Bethlehem. Tahun ini kami mendapat 1,2 juta turis. Kami harap bisa meningkat menjadi 2 juta turis. Karena tiap satu turis apabila ia mengeluarkan seribu dolar selama kunjungannya, itu akan menjadi 2 juta dolar bagi perekonomian kami.

Bahkan jika kalian adalah warga Indonesia biasa, seperti petani, kalian bisa membantu. Di sana, Israel membabat pepohonan, menghancurkan rumah, menghancurkan mata pencaharian warga. Kami mempunyai program bagi warga Indonesia yang ingin menanam sebatang pohon di tempat yang dihancurkan Israel.

Ini akan membutuhkan biaya. Akan ada sertifikat yang menerangkan bahwa ini adalah pohon yang akan ditanam di tempat itu. Ada program yang disebut "Plantation for Peace".

Contohnya, ini adalah pohon untuk warga Yerusalem. Kedutaan Palestina siap berdiskusi dengan warga Indonesia yang ingin membantu. Tapi apa yang telah dilakukan warga Indonesia juga amat kami hargai, karena ditangkap dengan baik oleh kamera dan memberi pesan kuat kepada Israel dan mereka yang mendukung Israel bahwa "kami tidak mendukung Israel melakukan tindak kekerasan" tanpa mengecam. Jadi mengecam  itu penting, tapi bukan satu-satunya cara.

Menurut Anda, bagaimana tanggapan Indonesia selama ini atas tragedi yang terjadi di Palestina?

Saya sangat menghargai sikap Indonesia yang secara alami bersikap sensitif ketika melihat ketidakadilan. Saya sangat menghargai ungkapan emosi mereka yang melakukan demonstrasi, tidak hanya di Jakarta. Saya pernah berada di Universitas Diponegoro Semarang, dan mahasiswa di sana tidak kurang antusiasnya dengan mahasiswa di Jakarta. Di Jawa, Kalimantan, Sumatra, semua mendukung. Ini bukan tentang partai politik. Semua umat, baik Muslim, no-muslim, Kristiani, partai politik, pemerintah, masyarakat sipil, anak-anak dan perempuan. Maksud saya, tidak ada yang seperti ini selain di Indonesia.

Indonesia bersatu ketika berhadapan dengan isu Palestina. Kami bangga karenanya, karena isu Palestina membekas bagi kalian. Dan memperhitungkan Indonesia dewasa ini berposisi sangat penting bagi politik internasional. Indonesia memainkan peran aktif dalam Dewan Keamanan dalam dua tahun terakhir.

Tetapi tanpa menjadi anggota Dewan Keamanan pun, Indonesia masih berperan utama di Asia, organisasi Islam, misalnya. Indonesia juga menjalin hubungan bilateral dengan Cina, AS. Indonesia juga menjadi saudara bagi negara-negara Arab. Kami berharap Indonesia melanjutkan apa yang telah dilakukan.

Zita Anjani Pamer Starbucks di Mekkah, Netizen Ramai Berkomentar!

Kami berharap Indonesia tetap mengisolasi Israel, untuk tetap menekan Israel, mendorong negara mitra untuk melakukan tindakan yang sama. Ini sudah dilakukan dan tetap akan dilakukan. Kami meminta saudara-saudara kami dengan level berbeda di Indonesia untuk tetap menjaga isu ini dekat dengan hati dan pikiran.

Indonesia telah mengumpulkan bangsa-bangsa Asia dan Afrika 1955 di Bandung, dengan memperjuangkan satu isu yaitu liberalisasi dan kemerdekaan. Namun sejak 1955 masih ada satu isu yang belum tercapai, yaitu kemerdekaan Palestina. Jadi Indonesia tetap membawa Asia dan Afrika untuk menyelesaikan isu Palestina yang belum selesai.

Pemerintah Indonesia saat ini hingga lima tahun mendatang berkomitmen melatih lebih dari seribu warga Palestina di tiap bidang pemerintahan dan institusi. Berarti Indonesia setiap tahun akan memberi pelatihan bagi 200 warga Palestina terkait dengan lima program pengembangan kapasitas. Dan kami berharap akan mulai melakukan program baru mulai Januari tahun depan, yang akan dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan tiap hubungan diplomatik di semua area.

Ini adalah sebuah tindakan nyata. Kami menginginkan pengalaman Indonesia dalam membangun institusi dan meraih kemerdekaan. 

Mungkin kami adalah pejuang luar biasa, mungkin kami adalah orang Palestina yang cerdas, tetapi kami kurang berpengalaman dalam membangun negara dan institusi pemerintahan. Jadi kami ingin meniru pengalaman kalian, bukan hanya dari Indonesia tapi semua mitra di Asia, seperti Filipina, Singapura, Korea, Cina, India, Afrika Selatan, Mesir. Kami memiliki banyak saudara yang siap membantu kami dan kami memerlukan mereka untuk  bergerak.

Kami harus belajar membangun sebuah negara. Jika kami ingin membangun negara merdeka yang bertanggung jawab, maka dibutuhkan pengetahuan, butuh banyak sumber daya. Dan dengan banyaknya umat Muslim di seluruh dunia, kami dapat mendapat benefit dari itu. Kami memiliki orang-orang yang berdemonstrasi tapi kami belum mampu mengorganisir mereka dan kami belum menggunakannya.

Apakah Palestina sudah mendapat komitmen bantuan dari Indonesia terkait dengan serangan di Gaza beberapa hari terakhir?

Kemarin, saya melakukan pertemuan dengan pejabat Departemen Kesehatan. Mereka mengatakan siap membantu dengan menyediakan obat-obatan dan suplai yang kami perlukan sekarang. Dan mereka mengirimkan dua ton suplai obat-obatan yang akan tiba dua hingga tiga hari ke depan karena jaraknya jauh.

Bahkan menteri kesehatan mungkin hari ini, Selasa 30 Desember 2008, akan membuat keputusan soal kontribusi finansial untuk membeli pasokan makanan tambahan, selimut, dan semacamnya. Bantuan dana sebesar 2 miliar [rupiah] juga akan dialokasikan.

Lihat juga dua wawancara sebelumnya:

Daftar Juri SATU Indonesia Awards 2024, Ada Raline Shah

Wawancara Dubes Palestina, Fariz Mehdawi (1): Jelang Pemilu, Israel Sengaja Menyerang Kami

Wawancara Dubes Palestina, Fariz Mehdawi (2): Lawan Israel dengan Tekanan Ekonomi

Warga menunjukkan rumah yang rusak akibat gempa.

Jumlah Rumah Rusak Imbas Gempa Garut Terus Bertambah, 4 Warga Terluka

Dari data sementara, jumlah bangunan rumah milik warga yang rusak karena dampak gempa Garut dilaporkan terus bertambah.

img_title
VIVA.co.id
28 April 2024