Rupiah Tembus 10.800/US$

Anggito: Tak Ada yang Perlu Dirisaukan

VIVAnews - Pemerintah meminta masyarakat tidak perlu merisaukan pelemahan kurs rupiah atas US$. Fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih kuat.

Apalagi pelemahan nilai tukar tidak hanya terjadi pada rupiah, tapi juga melanda mata uang lainnya di kawasan regional. "Secara fundamental kita masih kuat," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu di Jakarta, Senin 27 Oktober 2008.

Hari ini rupiah di pasar spot antarbank Jakarta ditutup di posisi 10.800/US$. Pada sesi siang rupiah malah sempat diperdagangkan di atas 11.000/US$.

Kuatnya fundamental ekonomi, imbuh Anggito, terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang masih di atas 6 persen, cadangan devisa yang masih kuat - data Bank Indonesia pada September 2008, cadangan devisa masih di atas US$ 57 -, dan perbankan juga masih cukup sehat.

"Jadi secara fundamental tidak ada yang mesti dirisaukan, tidak ada perubahan apa-apa yang cukup signifikan," ujarnya.

Pelemahan nilai tukar yang merupakan imbas krisis global menurut dia tidak bisa diselesaikan secara negara per negara. Karenanya pertemuan ASEM yang berlangsung di Beijing menghasilkan keputusan bahwa harus ada solusi global dalam menyelesaikan krisis global ini, bukan hanya regional saja.

"Maka fokus kita sekarang pada solusi melalui ASEAN plus 3 maupun G20. Karena kita tidak bisa sendiri semua negara mengalami koreksi nilai tukar mata uangnya menurun," ujarnya.

Saat ini pemerintah menaruh kepercayaan penuh kepada Bank Indonesia untuk menjaga nilai tukar pada keseimbangan baru.

Usai Bunuh Rini dan Gasak Rp43 Juta, Uangnya Dipakai Arif Beli Koper hingga Biaya Resepsi Nikah
Warga Malaysia menerima suntikan vaksin AstraZeneca di Kuala Lumpur.

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca Berikan Efek Samping Cedera Serius Hingga Kematian

Para pengacara berpendapat bahwa vaksin AstraZeneca-Oxford cacat dan kemanjurannya sangat dilebih-lebihkan, sebuah klaim yang dibantah keras oleh AstraZeneca.

img_title
VIVA.co.id
3 Mei 2024