Komunitas Jelajah Budaya

VIVAnews – Belajar sejarah tak melulu harus membaca buku tebal. Bersama Komunitas Jelajah Budaya, mempelajari sejarah bisa dilakukan dengan cara menyenangkan.

Jelajah Budaya adalah komunitas independen yang peduli pada seni, budaya, bangunan tua dan peninggalan sejarah. Didirikan 17 Agustus 2003, komunitas ini menjawab keresahan sekitar 70 mahasiswa atas minimnya informasi sejarah di Jakarta. “Masa kita tinggal di Jakarta tapi tidak mengetahui sejarah kota Jakarta,” ujar Kartum Setiawan, motor penggerak komunitas ini.

Bagaimana bisa mengapresiasi diri sendiri jika tak tahu akar sejarah? Pertanyaan itulah yang awalnya mengetuk nurani Kartum dan kawan-kawan. Sejak komunitas itu berdiri, diskusi demi diskusi sejarah pun rajin digelar. Diskusi juga dilakukan online dengan milis jelajahbudaya@yahoogroups.com.

Dalam dua tahun, anggota Komunitas Jelajah Budaya semakin berkembang dan antusias. Ide-ide segar pun bermunculan. Acara diskusi mulai dikemas dengan format wisata budaya.

Hampir setiap bulan sekali, Kartum mengomandani acara jalan-jalan Komunitas Jelajah Budaya. Museum, situs peninggalan sejarah, dan Kota Tua menjadi target wisata mereka. Untuk menyemarakkan suasana, tak jarang para peserta berpenampilan jadul alias jaman dulu. Ada yang membawa sepeda onthel, memakai baju kompeni Belanda.

Komunitas ini sering memanfaatkan momentum sejarah, seperti HUT Kemerdekaan RI, Sumpah Pemuda, dan Tahun Baru Cina untuk menggelar acara. Belakangan, komunitas ini juga mempopulerkan ‘night museum’ atau wisata malam keliling museum. “Dijamin, peserta bisa merasakan suasana malam tempo dulu,” ujar Kartum sumringah.

Bertempat di museum atau bangunan tua, diskusi pun hadir semakin interaktif antara pembicara dan peserta wisata budaya. Pembicara menghadirkan pakar sejarah, pelaku sejarah, bahkan pencipta buku sejarah. Tak jarang, diskusi juga diawali dengan nonton bareng film tempo dulu. Acara diskusi biasanya diselipkan di tengah acara jalan-jalan, sambil istirahat dan makan siang.

Untuk menarik minat kalangan muda, komunitas ini juga sering menggelar acara wisata sejarah di Kepulauan Seribu, seperti Pulau Onrust, Kelor, Bidadari, dan Damar.

Di usianya yang ke-5, Komunitas Jelajah Budaya semakin mantap. Terbukti dengan animo peserta setiap gelaran acara. "Biasanya jumlahnya sampai 300 peserta, mereka umumnya anak-anak muda,” ujarnya.

Kartum mengatakan, Komunitas Jelajah Budaya akan selalu mempertahankan konsepnya dalam mempelajari sejarah dengan cara asyik. Sejauh ini, Komunitas Jelajah Budaya memang masih fokus terhadap sejarah Jakarta. Bagi Kartum, Jakarta menyimpan begitu banyak romantika atas kejayaan masa lalu.

Kagum dengan Layanan Ramah Lansia, Saipul Jamil Puji Kinerja Petugas Haji Indonesia
Gara-gara Judi Online, Ratusan Warga Kabupaten Ini Menjanda (Ilustrasi).

Gara-gara Judi Online, Ratusan Warga Kabupaten Ini Menjanda

Mulai Januari 2024 hingga pertengahan Mei 2024 ini, sudah tembus 215 Kasus perceraian yang disebabkan karena kecanduan judi online.

img_title
VIVA.co.id
20 Mei 2024