Komoditas Turun, Produk Olahan Bisa Bersaing

VIVAnew - Perubahan produk dari barang mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi meningkatkan daya saing produk Indonesia. Industri yang mengekspor dalam bentuk produk bernilai tambah lebih bisa bertahan saat ekspor komoditas menurun.

Menteri Perindustrian Fahmi Idris menuturkan, ekspor dalam bentuk bahan olahan bernilai ekonomis lebih tinggi. Faktor daya tahan yang lebih lama dan harga yang lebih tinggi di pasaran memberikan keuntungan yang lebih besar bagi produsen.

Fahmi mengatakan, sebelum tahun 2000 ekspor kopi hanya berupa bijih kopi mentah. Pertumbuhan industri pengolahan biji kopi yang besar dalam 5-10 tahun belakangan, mendongkrak ekspor kopi bubuk.

Hal serupa juga terjadi pada komoditas tertentu seperti buah-buahan. Industri pengalengan dan pengolahan memiliki permintaan cukup besar di luar negeri. "Fluktuasi bahan mentah lebih besar dibandingkan produk yang sudah diolah lebih lanjut," kata Fahmi di Jakarta, Kamis 13 November 2008.

Tren negara pengimpor, juga mengalami perubahan dari komoditas mentah menjadi bahan olahan. Banyak negara peminum kopi dunia dengan merek internasional berasal dari kopi lokal.

Industri dalam negeri dapat menjaring pasar domestik saat permintaan luar melambat. Ini juga seiring menjamurnya shop-shop yang menjajakan bahan olahan dan bahan jadi.

"Coffe shop yang banyak dewasa ini menarik pertumbuhan produksi kopi dalam negeri," katanya. Tidak mustahil bila industri komoditas lainnya menerapkan hal serupa bisa bertahan saat krisis saat ini.

Bikin Merinding, Momen Chen EXO Nyanyi dengan Iringan Tepuk Tangan Penggemar
Manajer Arsenal, Mikel Arteta

Arsenal Kedinginan di Puncak Usai Bantai Bournemouth

Arsenal berhasil meraih kemenangan melawan Bournemouth dalam laga lanjutan Liga Inggris 2023/2024.

img_title
VIVA.co.id
4 Mei 2024