Perusahaan Arab Kuasai Produsen Mercedes

Sumber :

VIVAnews - Sebuah perusahaan dari Uni Emirat Arab (UEA) akan menjadi pemegang saham terbesar produsen mobil mewah kebanggaan Jerman, Daimler AG. Pasalnya, produsen Mercedes-Benz itu akan menjual saham senilai dua juta euro (US$ 2,72 miliar) kepada Aabar Investments PJSC.

Pembelian itu akan menjadikan Aabar memegang 9,1 persen saham Daimler, lebih banyak daripada yang dipegang perusahaan dari Kuwait yang sebesar 6,9 persen.

Dalam rilis Daimler, Minggu 22 Maret 2009, perusahaan yang berbasis di Stuttgart, Jerman, itu mengatakan bahwa Aabar akan membeli saham baru Daimler sebanyak 96,4 juta dengan harga 20,27 euro (US$ 27,87) per lembar saham, harga tersebut turun tipis di bawah 21,34 euro per lembar saham  di akhir perdagangan saham di Frankfurt, Jumat pekan lalu.

Pemegang saham terbesar Aabar adalah International Petroleum Investment Co., yang dimiliki oleh pemerintah UEA sejak Desember 2008. "Daimler adalah ikon merek terkenal dan perusahaan yang secara finansial kuat dengan reputasi bagus di seluruh dunia," kata direktur Aabar, Khadem al-Qubaisi, dalam sebuah pernyataan.

"Kami senang karena memiliki kesempatan untuk melakukan investasi ini dan antusias dengan potensi penjualan dengan adanya kemitraan kami."

Daimler dan Aabar berencana bekerja sama untuk mengembangkan kendaraan elektronik dan materi produksi otomotif. Mereka juga akan mengembangkan pusat pelatihan teknik di Abu Dhabi, ditujukan untuk para siswa yang ingin berkecimpung di industri otomotif.

"Kami senang menyambut Aabar sebagai pemegang saham utama kami yang baru, yang mendukung strategi korporat kami. Kami menantikan mereka untuk bekerja sama demi mencapai tujuan perusahaan," kata Daimler dalam pernyataannya.

Investasi itu terjadi di saat-saat genting perusahaan otomotif sebagai dampak krisis ekonomi. Daimler mengalami kerugian triwulan sebesar 1,5 miliar bulan lalu. Kerugian itu merupakan kali pertama dalam dua tahun terakhir. Daimler juga mengatakan bahwa penjualan Mercedes-Benz akan merosot tahun 2009. (AP)