Menghina Rakyat Sendiri, Diplomat Dipecat

Sumber :

VIVAnews - Departemen Penerangan Taiwan (GIO) memecat seorang staf mereka yang menjadi diplomat di Toronto, Kanada, karena menyebarkan cerita buruk mengenai Taiwan melalui laman blognya, Senin 23 Maret 2009. Keputusan pemecatan atas Kuo Kuan-ying, demikian nama staf itu, dipercepat setelah para pemrotes menuding GIO bersikap berat sebelah kepada Kuo.

Anggota partai oposisi Demokrat Progresif Kuan Bi-ling first menuduh Kuo menyamar sebagai Fan Lan-chin, blogger yang menyebut warga Taiwan sebagai orang udik dan bajak laut Jepang, dua pekan lalu. Kuo membantah tuduhan ini namun GIO tetap memanggil dia dan mengajukan Kuo ke komisi disiplin pejabat publik pekan lalu. GIO juga menskors Kuo.

Dalam sidang Senin pagi, mulanya GIO akan memperpanjang skors terhadap Kuo. Namun keputusan ini mengundang gelombang protes sehingga mereka menggelar sidang kedua pada siang hari dan memutuskan memecat Kuo.

"Kuo telah berbohong mengenai identitas Fan dan sengaja menipu koleganya," kata Direktur GIO Su Jun-pin kepada wartawan di Taipei seperti dikutip harian Taiwan News, Senin 23 Maret 2009. "Jika Kuo masih mengumbar cerita yang dapat mengganggu pemerintahan dan penyelidikan terhadapnya, dia dapat segera dipecat."

Sebelumnya, Su menyatakan bahwa meski Kuo diskors, ia tetap seorang pegawai publik dan harus kembali ke Taiwan pada 31 Maret untuk menghadiri sidang komisi disiplin dan menghadap lembaga pengawas pemerintah, Control Yuan.

Kuo, yang saat ini berada di Kanada untuk mengemasi barang-barangnya, tidak hadir di kantornya selama dua hari beruntun dan menunjukkan pertanda tidak akan kembali ke Taiwan.

Anggota dewan Control Yuan Chien Lin Whei-jun mengatakan dia akan mempercepat penyelidikan dengan menanyai sejumlah pejabat bersangkutan. "Keputusan GIO tidak mempengaruhi penyelidikan Control Yuan," ujar Lin.

Kantor kepresidenan telah menyatakan dukungan terhadap aksi GIO mensuspensi Kuo. Juru bicara presiden Wang Yu-chi mengatakan langkah GIO sangat tepat untuk menindak pegawai publik yang menjelek-jelekkan pemerintah.

Pekan lalu, menteri luar negeri Taiwan Francisco Ou mengatakan pejabat yang mewakili Taiwan di negara lain tidak dapat mengemukakan pendapat pribadi mereka, termasuk dengan menggunakan nama samaran.