AS Tak Mau Turuti Permintaan Perompak

Sumber :

VIVAnews - "Terima kasih, ini adalah Hadiah Paskah yang terindah bagi keluarga kami," demikian pernyataan keluarga Richard Phillips, kapten kapal kargo Maersk Alabama yang berhasil diselamatkan pasukan khusus Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), Navy Seal, Minggu malam 12 April 2009 (Senin dini hari WIB).

Phillips bebas setelah disandera selama lima hari oleh para perompak di Teluk Aden atau di perairan dekat Somalia. Operasi penyelamatan Phillips itu menegaskan sikap militer AS untuk tidak mau menuruti keinginan para sandera, yaitu menuntut uang tebusan, seperti yang mereka lakukan kepada para awak kapal negara-negara lain. 

Panglima Pusat Komando Operasi Angkatan Laut AS, Laksamana Madya Bill Gortney, menyatakan bahwa operasi penyelamatan yang menewaskan tiga perompak asal Somalia itu bisa memberi pelajaran kepada rekan-rekan mereka untuk berpikir ulang sebelum menyerbu dan menyandera kapal-kapal asing.

Gortney menilai selama ini operasi penangkapan para bajak laut di perairan dekat Somalia, yang dalam tiga bulan terakhir berhasil mencokok 130 tersangka, rupanya belum membuat mereka jera.

Namun, Gortney mengakui bahwa operasi penyelamatan oleh pasukan khusus atas Phillips memiliki risiko tinggi. Para perompak dan sandera berada dalam sebuah kapal di malam hari. Nyawa Phillips berada di ujung tanduk saat dia, dalam keadaan terikat, mendapat todongan senapan AK-47 oleh penyandera tepat di belakang kepala.

Melihat pemandangan itu, kapten kapal USS Bainbridge, yang berada di dekat kapal Maersk Alabama, segera memerintahkan para penembak jitu Navy Seal untuk beraksi. "Komandan di lapangan melihat senapan sudah diarahkan ke sandera dan sewaktu-sewaktu siap ditembakkan. Menurut saya situasi itu sudah dalam keadaan mendesak," kata Gortney.  
 
Tiga penyandera tewas seketika dan seorang rekan mereka saat itu masih sibuk bernegosiasi dengan juru runding Angkatan Laut tanpa menyadari bahwa operasi penyelamatan tengah berlangsung. Dia kini mendekam di tahanan AS dan terancam mendapat hukuman seumur hidup  

Gortney mengungkapkan bahwa pihak Angkatan Laut AS sudah memperingatkan semua kapal kargo yang melintas di perairan dekat Somalia untuk tetap berada di laut dalam dan jangan mendekat ke lepas pantai. Itu karena para bajak laut dengan kapal speed boat bisa beraksi kapan saja dengan bermodalkan senapan api, granat, dan bazoka. 

Selain itu AS juga berharap koordinasi pengamanan internasional atas di kawasan perairan itu. (AP)