Qimonda Bangkrut, Harga DRAM Naik

Sumber :

VIVAnews - Awal minggu ini, harga chip DRAM melonjak akibat munculnya kekhawatiran akan berkurangnya ketersediaan stok memori setelah Qimonda, produsen chip memori asal Jerman mengumumkan bangkrut. Menurut Gartner, dalam waktu dekat, harga akan terus merangkak naik.

Harga modul memori yang paling banyak diminati saat ini, yakni yang berkapasitas 1GB naik sekitar 16 persen dibanding minggu sebelumnya. Sementara harga DRAM dari berbagai kapasitas secara keseluruhan meningkat rata-rata 8,7 persen.

“Kemungkinan, harga akan bergerak naik lebih lanjut di minggu ini,” tulis Andrew Norwood, analis Gartner pada laporan Semiconductor DQ Monday Report yang VIVAnews kutip dari PCWorld, 3 Februari 2009. “Efek sepenuhnya dari berita tutupnya Qimonda tidak akan terasa sampai broker dan pedagang di Asia menanggapi berita tersebut,” kata Norwood.

Cina merupakan pasar DRAM terbesar. Di sinilah komputer dan laptop yang dijual di seluruh dunia umumnya berasal. Pasar ini belum bereaksi karena minggu-minggu sebelumnya masih menikmati musim liburan tahun baru Imlek. Tetapi, ketika awal minggu inilah mereka mulai beroperasi, lonjakan harga memori langsung terjadi.

Chip memori DRAM diproduksi dalam jumlah yang cukup besar sehingga tersedia pasar spot antarpedagang di mana mereka melakukan transaksi jual beli layaknya komoditas seperti minyak dan emas.

Serupa dengan berita gangguan distribusi minyak, atau kekacauan yang terjadi di kawasan penghasil minyak dapat membuat harga minyak melonjak, kejutan pada pasar DRAM seperti berita bangkrutnya Qimonda juga bisa memicu kenaikan harga DRAM. Secara global, tiga perempat produksi DRAM di dunia ditujukan untuk komputer (PC, notebook, atau server), dan sisanya ke perangkat elektronik lainnya.