Boediono Berharap Pada Pengawas Muda

Sumber :

VIVAnews - Gubernur Bank Indonesia Boediono merasa kembali segar saat membuka pendidikan dan pelatihan pengawas bank 2009. Penyebabnya, dia berada di tengah-tengah para pengawas dengan muka segar, muda, dengan kompetensi yang hebat.

Menurut dia, spesialisasi pengawas bukanlah sesuatu yang dapat dijawab dengan mudah. Namun, dengan komposisi pengawas yang masih segar, dia yakin fungsi pengawasan bank bisa berjalan dengan baik.

"Saya makin yakin BI bisa menjawab tantangan dan kritikan soal pengawasan selama ini," katanya saat membuka Pelatihan Pengawas Bank 2009 di Bank Indonesia, Rabu, 18 Februari 2009.

Selama ini, pengawasan bank oleh BI selalu dipersoalkan. Terlebih kejatuhan bank masih saja terjadi akibat lemahnya pengawasan BI. Bank sentral malah selalu menutup-nutupi bank-bank buruk yang berujung pada penutupan atau penyelamatan. Itu terjadi mulai dari kasus Unibank, Bank Global hingga Bank Century.

Tahun ini, menurut Boediono, Dewan Gubernur BI telah memutuskan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas pengawasan. "Ini menjadi tekad bulat, salah satunya masalah manusia, kompetensi, dan profesionalisme," ujarnya.

Dalam pelatihan itu, Boediono menekankan pada peningkatan kompetensi pegawai BI dalam menghadapi implementasi Basel II. Program pelatihan itu bekerja sama dengan Banking Supervision School yang telah menghasilkan 12 orang Market Risk Spechialist, 22 orang IT specialist, dan 23 orang Acounting Specialist.

Sedangkan pencapaian International Certified terdiri atas 8 orang pengawas pemegang Certified Information System Auditor (CISA), 1 orang pengawas pemegang Certified Ethical Hacker (CEH), 8 orang pemegang Certified Financial Risk Manager (CRFM) dan 2 pegawai pemegang Certified Anti Money Laundering Specialist (CAMS).

Beberapa nama yang mendapat peringkat tertinggi berasal dari wanita. Boediono berseloroh 2009 merupakan tahun wanita. Dia senang wanita bisa maju di berbagai bidang. "Peran karyawan wanita banyak termasuk bidang pengawasan. Sebagai lelaki terpinggirkan," kata Boediono bergurau.

Profesor ekonomi UGM itu berpesan agar SDM yang telah berkualitas ditempatkan dalam posisi yang tepat. Dewan Gubernur harus membimbing anak buahnya agar pengawasan berjalan efektif. "Untuk yang senior, harus membimbing. Jangan sampai material yang bagus terus terpental," katanya.