Netanyahu Selangkah Lagi Menjadi PM Israel

Sumber :

VIVAnews - Pemimpin partai Likud Benjamin Netanyahu tinggal selangkah lagi menuju jabatan perdana menteri Israel setelah mendapat dukungan partai Yisrael Beitenu pimpinan Avigdor Lieberman. Netanyahu juga meraih dukungan partai Yahudi ortodoks, Shas.

Saat menyatakan dukungannya bagi Netanyahu, Lieberman mengatakan ia mengharapkan pemerintahan yang didukung semua aliran, termasuk dari rival utama Netanyahu, Tzipi Livni dari Partai Kadima

"Israel membutuhkan pemerintahan gabungan tiga partao besar yaitu Likud, Kadima, dan Yisrael Beiteinu. Secara resmi Netanyahu akan memimpin namun sebenarnya itu merupakan pemerintahan gabungan Netanyahu dan Livni," kata Lieberman di Yerusalem, Kamis (19/2).

Namun Livni mengisyaratkan partainya akan membentuk kubu oposisi. "Pemerintahan sayap kanan itu bukan cara kami dan kami tidak memiliki tempat dalam pemerintahan itu. Kami harus menyediakan harapan lain dan menjadi oposisi," kata Livni di hadapan 80.000 anggota Kadima di Yerusalem, Kamis (19/2).

Keputusan Livni ini dapat merusak hubungan Israel dengan Amerika Serikat dan Eropa. Netanyahu diketahui menentang pembentukan negara Palestina sementara Livni menyetujui untuk memberikan lahan kepada warga Palestina sebagai jalan menuju perdamaian di kawasan itu.

Dengan keengganan Livni bergabung dengan Netanyahu, pria yang kerap disapa Bibi ini harus berkoalisi dengan golongan yang menolak bekerja sama dengan Palestina dan negara-negara tetangga lain. Akibatnya, pemerintahan Netanyahu akan berselisih jalan dengan pemerintahan Obama dan dunia.

Sebelum Netanyahu memastikan diri menjadi perdana menteri, Presiden Shimon Peres akan berdialog dengan dua kandidat secara terpisah pada Jumat (20/2). Suratkabar Haaretz memperkirakan Peres akan mengumumkan pilihannya akhir pekan ini. Jika Peres menyebut Netanyahu, Netanyahu akan memiliki enam pekan untuk membentuk koalisi.

Radio Tentara Israel melaporkan pada Kamis (19/2) malam bahwa jika terpilih, Netanyahu akan segera mengundang Livni dan pemimpin partai Buruh Ehud Barak untuk bergabung. "Israel membutuhkan pemerintahan yang kuat untuk menghadapi Iran, terorisme, krisis ekonomi, dan pengangguran," kata Netanyahu seperti dikutip radio tersebut.

Barak sendiri menyatakan partainya akan bergabung dengan oposisi. Partai Kadima meraih 28 dari 120 kursi di parlemen (Knesset). Lawannya, Likud, mendapatkan 27 kursi. Namun kontribusi sekutu-sekutu sayap kanan Likud membuat partai itu bisa memperoleh suara mayoritas hingga 65 jursi di Knesset. (AP)