Kisah Korban Antaboga Membunuh Depresi

Sumber :

VIVAnews - Usianya hampir mendekati 70 tahun, namun kakek itu masih tahan dari terjangan teriknya sinar mentari. Dia ikut bergabung dengan para nasabah korban PT Antaboga Delta Sekuritas yang melakukan aksi unjuk rasa di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat siang, 20 Februari 2009.

Yusuf Tjahaja memang tidak ikut membentangkan sejumlah spanduk demo nasabah Bank Century. Salah satu spanduk berbunyi, "Pak Presiden, tolong nyawa telah melayang."

Ia juga tidak ikutan berteriak-teriak lantang meminta dana yang ditanamkan di produk investasi Antaboga dikembalikan.
 
Sembari menenteng kamera, Yusuf hanya berjalan-jalan dan sesekali memotret aksi demonstrasi puluhan nasabah Bank Century yang menjadi korban Antaboga. 

Pensiunan swasta turut menjadi korban lantaran duitnya senilai Rp 100 juta juga tak bisa dicairkan.
 
Baginya, berkumpul dengan para nasabah lainnya bukan sekadar untuk memperjuangkan duit kembali. Tapi itu juga bagian dari upaya melepas stress karena sibuk memikirkan dana yang hilang. Yusuf benar-benar merasa trauma lantaran produk investasi yang dianggap aman ternyata fiktif belaka.

"Ya saya ngumpul-ngumpul, agar bisa lepas dan tidak kepikiran," kata Yusuf kepada VIVAnews di sela-sela aksi unjuk rasa.

Dia mengaku sudah banyak cerita sedih para korban Antaboga. Bukan cuma nasabah Century di Jambi yang nekad bunuh diri terjun di Hotel Abadi Suites, Jambi. Namun, kisah nasabah tertekan sering didengarnya.

Yusuf memberikan salah satu contoh saat nasabah bertemu dengan perwakilan  Bank Century beberapa waktu lalu. Menurut dia, saat itu ada nasabah yang histeris akan menusuk Kepala Cabang Century.

"Jadi, ikut demo ini penting agar tidak menjadi depresi. Aksi ini juga sumbangan moril agar hati nurani pejabat terketuk," katanya lirih.
 
Yusuf sebenarnya sempat menyimpan uang di Bank Century Rp 500 juta dengan bunga 13 persen pada 2007. Namun, ia ditawari oleh karyawan Bank Century untuk memindahkan dananya ke produk reksa dana terproteksi dari Antaboga. Beberapa kali ia masih sempat menikmati bunga.

Namun, sejak November 2008, investasinya tak bisa dicairkan. Padahal uang itu adalah uang yang dikumpulkan untuk hari tuanya.
 
Perwakilan nasabah lainnya, yaitu Sri Waluyadi juga menyarankan agar nasabah Antaboga tegar menghadapi situasi ini sehingga membunuh depresi. Kasus bunuh diri yang terjadi di Jambi sebaiknya menjadi korban yang terakhir kalinya. "Kami minta Pemerintah tidak diam saja," harapnya.

Puluhan nasabah yang unjuk rasa di Istana Merdeka adalah bagian dari ribuan nasabah korban Antaboga yang tersebar di berbagai kota di seluruh Indonesia. Total kerugian nasabah diperkirakan mencapai Rp 1,5 triliun. Sampai saat ini, tidak ada kejelasan nasib duit mereka.