Bursa Saham India Bergejolak

Sumber :

VIVanews - Perusahaan outsourcing besar di India, Satyam Computer Services, selama bertahun-tahun secara signifikan menggelembungkan aset dan penerimaan perusahaan. Penipuan tersebut kemarin diakui oleh direktur sekaligus salah seorang pendiri Satyam, Ramalinga Raju, seperti dikutip dari laman harian The New York Times, Kamis 7 Januari 2009.

Pengakuan Raju mengakibatkan bursa saham India bergejolak dan menimbulkan kekacauan di perusahaan yang melayani lebih dari sepertiga perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Fortune 500 tersebut.

Raju mengundurkan diri dari Satyam setelah mengungkapkan bahwa dia secara sistematis memalsukan laporan keuangan. Pemalsuan dilakukan karena Satyam berkembang dari hanya memperkerjakan sedikit karyawan menjadi perusahaan raksasa yang memperkerjakan 53 ribu karyawan dan beroperasi di 66 negara.

Raju mengatakan bahwa dana sebesar 50,4 miliar rupe (US$ 1,04 miliar) dari dana tunai dan pinjaman bank yang terdaftar sebagai aset perusahaan sebesar 53,6 miliar rupe untuk periode kuartal kedua yang berakhir September 2008, sebenarnya tidak ada. Penerimaan untuk kuartal kedua tersebut sebenarnya lebih rendah 20 persen daripada penerimaan sebesar 27 miliar rupe seperti yang dilaporkan.

Analis mengatakan pengungkapan ini akan menimbulkan gejolak bagi industri outsourcing India, dan banyak perusahaan akan menyelidiki dan memperbaiki sistem belakang layar mereka (back office).

"Perkembangan ini akan berdampak besar pada bisnis Satyam dengan klien mereka," kata analis Religare Hichens Harrison. "Dalam jangka pendek kita akan lihat klien-klien Satyam pindah ke kompetitor lain seperti Infosys, TCS, dan Wipro." Satyam adalah perusahaan outsourcing terbesar keempat setelah Infosys, TCS, dan Wipro. 

Dalam surat sepanjang empat setengah halaman yang didistribusikan oleh bursa saham Bombay, Raju menggambarkan perbedaan kecil yang tumbuh di luar kendalinya.

"Yang telah dimulai dengan selisih tipis antara laba operasi sebenarnya dengan yang ditulis dalam laporan keuangan, terus terjadi selama bertahun-tahun. Selisih tersebut mencapai proporsi yang tak dapat dikendalikan karena perusahaan berkembang," kata Raju dalam surat tersebut. "Ini seperti menunggang harimau, kita tidak tahu bagaimana caranya agar bisa berhenti tanpa jadi santapan mereka."

Raju mengatakan bahwa ia telah mencoba untuk menjembatani selisih tersebut, tetapi gagal. Dengan penyesalan dalam dan beban luar biasa, Raju mengatakan bahwa, baik dia maupun direktur pelaksana yang ikut mendirikan Satyam, B. Rama Raju, tak mengambil sepeser pun uang perusahaan. Dia menambahkan bahwa komisi perusahaan tidak mengetahui situasi tersebut, begitu pula dengan keluarga Raju dan keluarga Rama Raju.

Raju meminta maaf kepada para pemegang saham dan pegawai perusahaan, serta meminta mereka tetap bertahan demi perusahaan. "Sekarang saya siap menghadapi hukum dan konsekuensinya," kata Raju.

Satyam berperan sebagai back office untuk beberapa bank besar, pabrik, pelayanan kesehatan, dan perusahaan media di dunia. Mereka menangani segala sesuatu keperluan perusahaan mulai dari sistem komputer hingga pelayanan konsumen. Klien mereka antara lain General Electric, General Motors, Nestle, dan pemerintah Amerika Serikat. Bahkan Satyam kadang bertanggung jawab dalam urusan keuangan konsumen.