Bali Terancam Kehilangan Danau Buyan

Sumber :

VIVAnews – Danau Buyan, satu dari empat danau yang ada di Bali terancam akan hilang. Dari luas secara keseluruhan mencapai 478,33 hektar, 60 hektar diantaranya telah mengalami penyempitan akibat sedimentasi yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

Salah satu investor yang tertarik dengan penormalisasian Danau Buyan adalah PT Anantara yang telah mengajukan proposal ke Pemerintah Provinsi Bali untuk melakukan pengerukan lahan yang mengalami sedimentasi.

Sebagai kompensasinya, perusahaan tersebut meminta hak pengelolaan lahan guna membangun daerah pariwisata untuk bisa mengundang turis.

Gubernur Bali I Made Mangku Pastika sendiri belum memberikan tanggapan akan menolak atau mengiyakan, meskipun dari investor sendiri mengaku telah mengantongi izin prinsip dari Bupati Buleleng.

"Normalisasi danau memang dibutuhkan tapi kami belum memutuskan ya atau tidak," tegas Pastika, Meski telah mengantongi izin prinsip, namun untuk operasional harus rekomendasi gubernur jadi izin prinsip itu tidak berarti apa-apa.

Komitmennya dalam menjaga lingkungan Bali masih tetap dijaga. Dalam kesepakatan mengenai wilayah strategis Bali yang sudah ditandatangani oleh semua bupati, kawasan danau bahkan termasuk dalam kawasan itu.

Namun untuk menjaga danau harus dilakukan langkah kongkrit yaitu dengan pengerukan kembali , mencegah pencemaran dan sedimentasi serta perluasan lahan oleh penduduk. "Semua itu sudah terjadi di danau Buyan," ungkap mantan Kapolda Bali ini.

Pengamat lingkungan Bali, Luh Kartini berharap pemerintah jangan terjebak dengan iming-iming segelintir orang yang ingin mengembangkan kawasan Buyan Eco-Cultural Heaven.

"Kami harus melihatnya tidak dari aspek ekonomis saja, melainkan perlu mempertimbangkan aspek ekologis, sosial, dan spiritual bagi Bali," paparnya.

Menurut Dosen senior Universitas Udayana ini, bahwasanya untuk pertanian organik sudah dikembangkan marga setempat dan berhasil sehingga tidak perlu ada lagi investor.

"Kalau kita izinkan, maka nantinya akan semakin banyak investor yang berdatangan sampai merusak lingkungan," katanya.

Kawasan itu merupakan daerah resapan. Mengenai sedimentasi itu sudah terjadi sangat lama, bukan hanya saat ini saja. “Solusinya adalah tanam pohon sebanyak-banyaknya,” sarannya.

Laporan : Wima Saraswati | Bali