Mitos Makan untuk Berdua Selama Kehamilan

Sumber :

VIVAnews - Lebih dari separuh wanita hamil mengonsumsi jumlah kalori lebih dari yang disarankan. Sementara, ibu yang baru melahirkan justru membatasi jumlah asupan kalori mereka. Padahal, ibu menyusui lebih membutuhkan tambahan kalori. 

Kondisi itu terungkap oleh sebuah riset yang dilakukan baru-baru ini oleh SMA Nutrition, produsen susu formula untuk bayi asal Inggris.

Ibu hamil dan yang baru melahirkan tampaknya terjebak dalam mitos kalori; sekitar 41% di antaranya secara keliru mempercayai mitos “makan untuk berdua” selama masa kehamilan. Lebih lanjut, mereka tidak mengetahui akan adanya kebutuhan kalori tambahan setelah bayi mereka lahir. Padahal itu sangat dibutuhkan agar mereka dapat memberikan ASI secara sempurna. Hal ini sering terjadi terutama di kalangan wanita selebritis yang langsung menurunkan berat bada secara besar-besaran setelah melahirkan.

Kebalikan dari kepercayaan yang umum diyakini, sebenarnya “makan untuk berdua” selama kehamilan hanyalah mitos. Wanita hamil sebetulnya hanya membutuhkan tambahan rata-rata 200 kalori per hari dan hanya di 3 bulan terakhir kehamilan. Tetapi hasil penelitian menunjukkan bahwa:

• 51 responden mengaku bahwa mereka meningkatkan asupan kalori mereka setiap hari selama kehamilan. 
• 81% di antaranya tidak mengetahui akan adanya kebutuhan kalori tambahan yang sebenarnya mereka butuhkan.
• 13% di antaranya secara keliru berpikir bahwa mereka butuh tambahan lebih dari 400 kalori per hari. 
• 60% dari ibu hamil yang diteliti tidak dapat membayangkan seperti apa tambahan 200 kalori yang direkomendasikan. 
• 18% mengira, tambahan 200 kalori ekstra sama menambah satu kali waktu makan.

 “Meskipun memperhatikan asupan makanan dan kalori baik untuk kesehatan dan perlu dilakukan, sering kali wanita melupakan itu selama masa kehamilan.” Kata Jane Ogden, Guru Besar Psikologi dari University of Surrey seperti diungkap FemaleFirst. “Ketika sedang hamil, tekanan untuk tetap langsing dengan menghitung jumlah asupan kalori yang ideal, lenyap. Wanita cenderung makan lebih banyak dibanding kondisi normalnya karena kehamilan memberikan mereka lampu hijau untuk “makan untuk berdua”.

Wanita memang diperbolehkan makan sesuai seleranya selama kehamilan, tetapi hal ini sering berlebihan karena sebelum masa kehamilan mereka biasanya menjalani diet dengan penghitungan kalori yang ketat.

Hampir separuh dari ibu hamil atau sekitar 45% mengakui bahwa mereka mengalami pertambahan berat badan di atas 10-12,5 kilogram yang disarankan. Selain itu, sepertiga atau 33% di antaranya mengatakan bahwa mengembalikan berat badan ke posisi sebelum hamil merupakan hal yang mustahil.

Sebaliknya, asupan kalori setelah melahirkan atau selama masa menyusui harus jauh lebih tinggi dibanding saat kehamilan. Bahkan, ibu menyusui disarankan untuk mengonsumsi sekitar 500 kalori lebih banyak dalam sehari, tergantung usia bayi dan berapa banyak ASI yang mereka minum.

Kesalahpahaman seputar diet juga terlihat bertambah, ketika bayi sudah lahir. Dari hasil penelitian, terungkap bahwa sekitar 24% wanita berusaha menurunkan berat badannya dalam satu bulan setelah mereka melahirkan. Sekitar 12% mengaku bahwa mereka memakan kalori lebih sedikit dibanding saat mereka hamil.

“Diet sehat sebenarnya penting bagi para ibu dan mereka yang menyusui,” kata Anne Sidnell, ahli gizi dari SMA Nutritionist. “Menjadi ibu baru sangat melelahkan, dan jika ia menyusui, ia membutuhkan banyak energi untuk menghasilkan pasokan ASI yang cukup. Makan dengan baik juga akan memastikan nutrisi diantarkan pada bayi melalui ASI.”

Menyusui bayi adalah sebuah kebutuhan, maka dari itu, asupan makanan yang imbang sangat penting untuk menjaga energi tubuh dan memastikan kesehatan ibu secara umum.