2009, Autodesk Lebih Fokus di Indonesia

Sumber :

VIVAnews - Autodesk Asia Pte Ltd memfokuskan penetrasi usahanya ke Indonesia tahun ini. Tak hanya karena permintaan pasarnya yang besar, tetapi juga karena tindakan pembajakannya yang tinggi.
 
Tahun ini, menurut Leonard Yeung, Licence Compliace ASEAN Autodesk Asia, pihaknya akan fokus ke dua negara, yakni Indonesia dan Vietnam. "Bisa dikatakan 70 persen perhatian perusahaan diarahkan ke Indonesia, sedangkan 30 persen lainnya Vietnam," katanya di Jakarta, Selasa 24 Februari 2009.
 
Namun, tak hanya dilatarbelakangi potensi pasar yang besar, tetapi raksasa vendor software desain dan animasi AutoCAD dan 3ds Max tersebut juga menuturkan bahwa produk-produknya telah banyak dibajak di Indonesia.
 
Menurut laporan Autodesk, dari hasil razia ke perusahaan-perusahaan, sekitar 70 persen perusahaan mengunakan produk software Autodesk bajakan (tak berlisensi). Artinya, hanya 30 persen yang menggunakan produk original.
 
Padahal, menurut Ronald Chua, Licence Compliance Manager Autodesk Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara dengan penjualan produk terbesar keempat di Asia Tenggara, satu peringkat di atas Vietnam. Sementara tiga besar teratas masih dikuasai Singapura, Malaysia, dan Thailand.
 
Dewasa ini tindakan pembajakan terhadap software ilegal diakui Autodesk cukup meresahkan. Produk-produk bajakan yang beredar dianggap merugikan perusahaan dalam hal biaya inovasi. Autodesk sendiri menganggarkan dana 20 hingga 30 juta dolar untuk R&D tahun ini. "Selain itu pembajakan juga secara langsung merugikan mitra kami yang menjual produk original Autodesk di Indonesia," kata Ronald.
 
Indonesia dinilai berpotensi besar bagi Autodesk, karena sebagai negara berkembang Indonesia diprediksi akan mempunyai banyak proyek konstruksi yang nilai proyeknya tinggi seperti dari Bank Pembangunan Asia (ADB) atau Bank Dunia.
 
Lebih lanjut, Ronald memperkirakan setiap tahun pertumbuhan usaha di Indonesia mencapai 30 persen. Sektor konstruksi dan multimedia akan menjadi penyumbang terbesar pada pertumbuhan itu.
 
"Khususnya di sektor multimedia, terutama movie maker. Pertumbuhan industri film di sini sedang tinggi sehingga produk kami banyak dipakai untuk pembuatan efek dalam film," ucapnya.