China Siap Bicarakan Politik dengan Taiwan

Sumber :

VIVAnews - Perdana Menteri China, Wen Jiabao, menyatakan pemerintahnya siap merundingkan isu militer dan politik dengan Taiwan, Kamis 5 Maret 2009. Perundingan itu bertujuan untuk mengakhiri polemik antara China dan Taiwan yang berlangsung sejak 1949.

Dalam pidato di depan pembukaan sidang parlemen kemarin, Wen memuji peningkatan hubungan dengan dan semakin berkurangnya ketegangan hubungan dengan Taiwan. "Perubahan positif terjadi di Taiwan, dan gebrakan pemerintah terjadi untuk meningkatkan hubungan China dan Taiwan," kata perdana menteri berusia 67 tahun itu.

Namun Wen tidak memberikan detail hal-hal apa saja yang akan menjadi bahan rundingan, tetapi nada suara dalam pernyataan Wen kemarin lebih tenang daripada pernyataan Wen sebelumnya tentang pemerintah Taiwan dalam pertemuan Kongres Rakyat Nasional.

Perdana menteri berusia 67 tahun tersebut sepakat untuk meningkatkan kontak, terutama dalam bidang ekonomi dan keuangan. Akhir bulan lalu, pejabat pemerintah China mengatakan bahwa pemerintah China dan Taiwan akan menandatangani perjanjian tentang kerja sama keuangan dan upaya mengurangi tindak kejahatan.

Wen juga menekankan pernyataan Presiden Hu Jintao kepada masyarakat Taiwan baru-bari ini, yang memunculkan kemungkinan mengizinkan Taiwan lebih berpartisipasi dalam organisasi internasional dengan persyaratan tertentu dari China.

"Kami yakin bahwa, dengan usaha rakyat di kedua pihak, kami akan bisa menyatukan kembali tanah air dan memulai lagi kehidipan rakyat China," kata Wen. Pidato Wen dilakukan sehari setelah China berencana meningkatkan anggaran untuk bidang pertahanan tahun ini sebesar 14,9 persen.

Penambahan anggaran ini akan digunakan untuk meningkatkan gaji bagi 2,3 juta personel militer China yang merupakan jumlah terbesar di dunia.

Sebagian besar pengeluaran militer difokuskan ke Taiwan, dengan pangkalan dan senjata misil tersebar di area-area yang menghadap pulau tersebut.

Taiwan dan China bersitegang di tengah perang sipil tahun 1949. Pemerintah China menganggap pulau Formosa tersebut sebagai bagian dari wilayah China dan akan terus mengusahakan agar Taiwan bersatu kembali dengan China, baik dengan jalan negosiasi maupun dengan menempuh jalur militer.

Hubungan China-Taiwan meningkat tajam setelah Ketua Partai Nasionalis Kuomintang, Ma Ying-jeou, menjabat sebagai presiden Taiwan Mei 2008. Saat itu dia berjanji mengurangi ketegangan hubungan antara Taiwan dengan China. (AP)