Perempuan Prajurit AS Jadi Bintang Film

Sumber :

VIVAnews - Setiap 8 Maret, perempuan di seluruh dunia merayakan keberhasilan dan pencapaian mereka di masa lalu, masa kini, dan masa depan. Tak terkecuali perempuan prajurit dalam angkatan perang Amerika Serikat (AS).

Dalam perayaan menjelang Hari Perempuan Internasional di Monumen Perempuan di Pemakaman Nasional Arlington di Washington DC, pembuat film dokumenter Susan Sherwood memutar film 'Women in the Military: Willing, Able, Essential'. Film ini bercerita tentang para perempuan Amerika yang berjuang di Irak dan Afghanistan.

Sherwood ingin menegaskan pentingnya posisi perempuan dalam angkatan perang meski mereka sering dianggap angin lalu. Para perempuan prajurit itu, menurut Sherwood, sangat mampu dan kompeten dalam membela kepentingan Amerika.

"Mereka juga bangga dengan peran mereka dalam membela Amerika," kata Sherwood seperti dimuat laman Voice of America.

Sebelum abad ke-20, perempuan tidak bergabung secara resmi dalam militer. Biasanya mereka melamar sebagai perawat, juru masak, atau pencuci pakaian. Beberapa menyamar sebagai lelaki dan ikut bertarung.

Kemudian dalam Perang Dunia II, mereka turun ke medan perang namun bukan sebagai tentara. Perempuan lebih banyak terlibat sebagai perawat atau mengurusi pekerjaan administrasi.

Kini sekitar 200.000 perempuan Amerika terjun langsung ke arena pertempuran. Mereka bertugas sebagai polisi militer, pengawal konvoi truk, dan perawat kendaraan perang.

Dokumenter yang dibuat Sherwood memotret beberapa generasi tentara perempuan. Antara lain Mayor Jenderal (purn) Jeanne Holm yang hadir dalam pemutaran film ini. Ia merupakan bagian Korps Perempuan Asisten Angkatan Darat dalam Perang Dunia II. Holm juga perempuan pertama yang meraih pangkat mayor jenderal.

"Saat itu saya melihat keadaan perang sebagai kesempatan melayani negara, kami harus melakukan apa pun untuk itu," kata Holm.

Vernica Armour mewakili generasi yang lebih muda. Armour merupakan perempuan Afrika-Amerika pertama yang menjadi pilot pesawat perang pada 2001. Armour mengatakan ketika ia bergabung dengan angkatan laut, banyak pihak yang menghambat jalannya. "Tapi saya mengikuti nasehat nenek saya, semua keberhasilan harus melalui kerja keras," kata dia.

Brigadir Jenderal (purn) Wilma Vaught berharap suatu hari Amerika akan memilih panglima perang perempuan, dengan kata lain seorang presiden perempuan. Salah seorang pencetus Monumen Perempuan di Pemakaman Nasional Arlington ini optimis perempuan akan semakin maju.

"Nanti akan ada perempuan jenderal bintang empat, perempuan akan meraih hal-hal besar yang sekarang belum terjadi," kata Vaught.