Persebaya Terlalu Kuat bagi Persitara

Sumber :

VIVAnews – Perjuangan Persebaya di leg pertama Copa Indonesia 2008/2009 berakhir manis. Bertanding melawan Persitara Jakarta Utara di Stadion Gelora 10 November , Surabaya, Persebaya dengan 10 pemain bisa menang 2-0.

Persebaya memang harus kehilangan satu pemainnya di menit ke-46. Joao Bosco Cabral diganjar kartu merah oleh wasit setelah melakukan pelanggaran keras terhadap pemain Persitara.

Kehilangan satu pemain tak membuat Persebaya kehilangan semangat. Justru Green Force tampil lebih agresif dibanding tamunya Persitara yang sempat mendominasi di babak pertama.

Kerja keras pasukan Arcan Iurie Anatolievici membuahkan hasil. Dua gol berhasil mereka persembahkan kepada pendukung setianya, bonekmania. Kedua gol itu diborong oleh Andi Odang menit 70 dan 81.

Pelatih Persebaya Arcan Iurie mengatakan, kemenangan ini berkat keras para pemain. Menurutnya, sebenarnya ia sudah tidak punya harapan saat Joao Bosco diganjar kartu merah. Kondisi itulah yang membuat ia langsung menginstruksikan pemian untuk tetap tenang dan tampil lepas.

Selain itu masuknya dua pemain muda Sunaji dan Nugroho Mardianto di awal babak kedua untuk menggantikan Bobby Satria dan Andri Budianto, membuat lini pertahanan Persebaya tampil solid.

“Ini berkat kami berhasil bermain dengan fighting spirit tinggi. Pemain kami mampu bermain tanpa lelah,” kata Arcan. “Saya senang karena anak-anak terus berusaha menggebrak lawan, mereka tidak diam dan terus berlari. Itu yang membuat saya juga senang,” lanjutnya.

“Saya sangat kecewa dengan kekalahan ini. Beberapa pemain kunci hilang konsentrasi. Selain itu semangat yang luar biasa dari pemain Persebaya telah menghancurkan kami. Salut buat Persebaya dan khususnya Bonekmania,” ungkap Hary Ruswanto, manajer Persitara Jakarta Utara usai pertandingan.

Menurut Asisten Pelatih Persitara, Dadang Iskandar, kekalahan timnya disebabkan oleh hilangnya konsentrasi pemainnya di babak kedua. Utamanya, saat Persebaya kehilangan satu pemainnya dan mulai meningkatkan tempo permainannya.

“Kami mampu mendominasi pertandingan di babak pertama, tetapi sayang gagal mencetak gol. Di babak kedua, saat Persebaya harus bermain dengan 10 pemain, kami justru menjadi tegang karena pemain terbebani wajib menang. Akibatnya banyak sekali kesalahan tidak perlu yang terjadi di lini tengah. Ini membuat koordinasi permainan kami menjadi kacau,” ujar asisten pelatih Persitara Dadang Iskandar.

Akibat hasil ini, langkah Persitara di leg kedua tergolong berat. Sebab, saat menjamu Persebaya di Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Persitara paling tidak harus menang dengan selisih minimal 2 gol untuk lolos ke babak 8 besar.