Polisi & Intelijen Inggris Buru Pengikut IRA

Sumber :

VIVAnews - Kepolisian dan badan intelijen Inggris (MI5) telah menyelidiki 200 pengikut Republikan Irlandia untuk mengetahui identitas penyerang barak tentara Inggris di Irlandia Utara. Dua prajurit Inggris tewas dan empat lainnya terluka dalam peristiwa yang terjadi Minggu 8 Maret 2009.

Tentara Republik Irlandia (IRA) telah mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Reporter harian Suday Tribune, Suzanne Breen, telah menerima telepon dari seseorang yang mengaku anggota pecahan IRA, Real IRA. Menurut Breen, pria itu menggunakan kode tertentu untuk menegaskan bahwa ia merupakan juru bicara Real IRA.

"Dia mengaku bertanggung jawab dan membela penyerang yang menembakkan senjata pada empat tentara dan dua pengantar pizza di depan markas tentara, orang itu menyatakan bahwa para pengantar pizza merupakan kaki tangan tentara Inggris," ujar Breen.

Harian Telegraph edisi Senin 9 Maret 2009 menulis dua prajurit berusia awal 20-an terbunuh ketika mereka sedang mengambil pesanan pizza mereka, empat jam sebelum mereka dikirim ke Afghanistan. Dua prajurit itu tidak bersenjata. Sementara dua tentara lain dan dua pengantar pizza terluka parah.

Setelah menghujani markas tentara Inggris dengan peluru, dua penyerang menembak seperti sedang mengeksekusi mati. Serangan ini menimbulkan kecaman mengenai merosotnya sistem pengamanan markas tentara selama proses perdamaian.

Seorang pengantar pizza diketahui bernama Anthony Watson, 19 tahun, penduduk Antrim. Pengantar pizza yang lain bernama Pole, 32 tahun. Pole dan Watson sama-sama bekerja di Domino Pizza di Antrim.

MI5 masih mengerahkan 15 persen armadanya untuk melawan terorisme di Irlandia Utara. Berdasarkan laporan intelijen, Real IRA dan Continuity IRA kini terbagi menjadi sejumlah kelompok kecil bersenjata lengkap seperti senapan semi-otomatis, senjata mesin, dan bom.

Setelah serangan Real IRA yang menewaskan 29 orang di Omagh, 1998 silam, aktivitas para pengikut republikan menurun tajam. Namun dalam tiga tahun terakhir, kelompok ini kembali agresif meski serangan-serangan mereka bisa diatasi pihak berwajib.

(AP)