ASI Bisa Tularkan HIV

Sumber :

VIVAnews - Setelah bayi lahir dari ibu HIV positif, pencegahan penularan tetap harus dilakukan.  Bayi rentan terinfeksi HIV dari dalam kandungan.  Menurut dr dr. Dadi Suyoko, dari Universitas Indonesia, selain itu pemberian ASI pada bayi dari ibu HIV positif menyebabkan infeksi sekitar 20%.

HIV teridentifikasi ada dalam kolustrum dan ASI, menyebabkan infeksi kronis yang serius pada bayi dan anak. Untuk mengurangi risiko penularan, ibu HIV positif bisa memberikan susu formula kepada bayinya.

Pemberian susu formula harus dengan lima persyaratan AFASS dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu Acceptable=mudah diterima, Feasible=mudah dilakukan, Affordable=harga terjangkau, Sustainable=berkelanjutan, dan Safe=aman penggunaannya.

Pada daerah tertentu, ketika pemberian susu formula tidak memenuhi persyaratan AFASS, ibu HIV positif harus mendapat konseling jika memilih untuk memberikan ASI eksklusif. Risiko penularan HIV melalui pemberian ASI dapat bertambah jika terdapat permasalahan pada payudara seperti peradangan payudara, bernanah (abses), atau lecet (luka puting susu).
 
''Ada baiknya ASI tidak diberikan pada bayi jika si ibu HIV positif. Memeriksa bayi terjangkit HIV dari pemberian ASI dengan cara menghentikan pemberian ASI terlebih dahulu. Setidaknya selama enam minggu,” kata Dadi.

Di hadapan peserta seminar, Dadi menjelaskan bayi di bawah enam minggu dengan antibodi positif HIV berisiko tinggi terinfeksi virus mematikan tersebut. Menurut Dadi, tak menutup kemungkinan antibodi positif tersebut bisa menjadi negatif. Pada usia sepuluh sampai dua belas bulan antibodi dinyatakan negatif bisa jadi dia negatif HIV.

Lebih lanjut Dadi menjelaskan anak yang terinfeksi HIV bisa juga didentifikasi dari fisiknya. ''Bayi kemungkinan mengalami malnutrisi dan iritasi pada gigi dan mulut. Dokter harus waspada ketika melihat anak dengan kondisi seperti ini,” ujarnya.