Proyek Samping (VII)

Sumber :

VIVAnews - Dalam buku "Dibawah Bendera Revolusi"-nya Soekarno, saya pernah baca bagian yang disebut Soekarno dengan - Islam sontoloyo - sekarang saya lihat sendiri dalam kehidupan di Banten.

Apabila anda ingin menikah dengan seseorang,anda bisa mewakilkan pada seseorang dan tidak perlu repot-repot. Suatu saat kalau anda sudah bosan pada isteri, cara menceraikan pun sangat mudah. Anda cukup tulis surat bahwa anda menceraikan isteri dan kalau isteri buta huruf, siapa saja yang membacakan surat cerai anda adalah saksi yang sah! Mudah kan?

Orang-orang di pedesaan semacam di Kerta ini, tidak sedikit yang percaya pada cerita-cerita tahyul padahal mereka mengaku dan menyebut dirinya Islam yang hanya percaya pada Tuhan YME.

Antara desa Kerta dan desa Bolang (Desa Bolang ini sudah dekat Malingping) ada sepenggal jalan yang dikelilingi hutan keramat, konon demikian kata penduduk. Hutan keramat ini, konon katanya, dijaga sepasang harimau putih - Ki Masida dan Nyi Masida.

Suatu ketika mobil truk yang mengangkut batu lewat hutan tersebut, yang masih dihuni lutung yang bergelantungan dari pohon ke pohon. Saya minta sopir Bakri menghentikan truk dan saya meloncat keluar. Saya sudah tidak tahan menahan rasa ingin kencing dan begitu turun langsung melepaskan hajat.

Begitu kembali ke kabin truk, saya lihat Bakri, sopir truk, pucat pasi.  "Hei Bakri, kamu sakit?" Dengan terbata-bata dia menjawab "Pak, ini hutan keramat, kok bapak kencingi?". Keesokan harinya saya lihat Bakri gundul pelontos tanpa rambut dan minta izin seminggu tidak bawa mobil,untuk menebus dosa katanya.

Tetapi sebaliknya bagi tapol, hutan keramat bisa jadi alasan untuk mencari tambahan makanan istimewa. Kami butuh kayu untuk bakar aspal dan akan menebang pohon besar di pinggir hutan. tentu saja penduduk sekitarnya melarang dan tapol tidak kurang akal.

Pepe Rapei yang cerdik menawarkan pemecahan. "Kami lihat masjid belum punya bedug. Bagaimana kalau penduduk menyediakan sesajen, kemudian kami tebang dan bongkotnya kami buatkan bedug?"

Sesajen, termasuk daging ayam disediakan, dan disantap dedemit yang disebut tapol, pohon ditebang dan desa dapat bedug. "Sampeyan memang bener-bener Kabayan!" kata saya pada Pepe Rapei yang senyum-senyum.

Penduduk sangat percaya bahwa hutan tersebut keramat karena saat ada truk terjebak lumpur malam hari, salah satu penumpang yang anggota PGT (sekarang Kopasgat) melepaskan tembakan dari senapan mesinnya dan paginya kedapatan meninggal. Orang bilang, dia menembak harimau putih! Saya bilang, dia ketakutan dan punya penyakit jantung!

Tetapi saya sendiri sempat ngeri saat harus lewat hutan tersebut seorang diri, malam hari pula. Masalahnya, saat selesai memperbaiki stoom wals di Bolang, saya harus kembali ke Kerta, sedang truk pengangkut batu sudah masuk kandang semua.

"Siapa mau pulang menemani saya ke Kerta?" Tak seorang pun mengacungkan tangan diantara sekian tapol dan akhirnya terpaksa jalan sendiri selepas maghrib. Karena jaraknya cukup jauh, saat sampai di hutan keramat tersebut sudah gelap. Yang saya benar-benar ngeri adalah kalau ketemu rombongan babi hutan, apalagi kalau babi jantannya terluka, itu saja!.

Suatu ketika saya pernah melihat rombongan babi hutan melintas jalan malam hari, dan kami kejar dengan mobil sebelum akhirnya masuk hutan.  Saat sedang melamun membayangkan babi hutan,dari jauh ada lampu mobil yang menuju Kerta dari arah Bolang. Saat dekat bukannya memperlambat jalannya, tetapi malah injak gas dan kabur.

"Sialan! Lewat jam segini sudah nggak bakal ada lagi mobil lewat" tetapi beruntung jarak ke Kerta sudah dekat dan saat masuk desa, saya lihat jeep militer berhenti di warung makan. Saat saya masuk warung,orang sedang heboh bicara melihat setan di hutan keramat.
 
"Saat saya hentikan,mengapa bapak malah kabur?" "Ah nggak bener, kami tidak melihat ada orang menghentikan mobil". "Itu tadi saya yang menghentikan mobil, bukan setan!"  Orang pun tertawa terbahak-bahak di warung. tentara ternyata manusia juga, dia takut pada setan. Dan mereka bisa saja salah lihat, karena di kegelapan malam itu saya pakai werkpak (pakaian kerja) terusan berwarna biru gelap.