Angin Segar dengan Harapan Kecil

Sumber :

VIVAnews - Karen Agustiawan mendobrak sejarah 41 tahun puncak kepemimpinan di Pertamina. Mantan Direktur Hulu Pertamina ini pun dianggap angin segar. Tetapi, angin segar itu dinilai tak bisa memberikan banyak harapan pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Migas ini.

"Ini adalah angin segar. Kami berharap besar walaupun kalau di analisis harapan itu sulit untuk terwujud," ujar Ketua Hubungan Industrial Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu, Irvan Wirayudha kepada VIVAnews, Jumat 6 Februari 2009.

Angin segar itu sendiri hanya berasal dari catatan bahwa Direktur Utama Pertamina kali ini diisi oleh seorang wanita. Kendati demikian, menurut Irvan, setiap perubahan itu berarti ada sebuah harapan. "Walaupun mungkin harapan itu tidak seberapa besar," ujar Irvan.

Nada pesimistis yang disampaikan Irvan itu lebih karena rekam jejak Karen yang belum banyak diketahui. Pengalaman Karen sebagai Direktur Hulu pun dinilai tak bisa dijadikan patokan sebagai prestasi besar untuk mencapai kursi nomor satu di Pertamina.

"Perusahaan migas manapun, pemasukan utamanya pasti dari hulu. Itu dimana-mana seperti itu. Kalau pertimbangan produksi hulu menjadikan beliau (Karen) sebagai kontributor utama, itu salah," tegas Irvan.

Serikat Pekerja tidak melihat ada prestasi Karen yang paling menonjol. Tetapi dengan latar belakang pendidikan yang ada, wanita lulusan Teknologi Fisika ITB itu memang ahli di bidang industri hulu.

"Setiap perubahan, kami selalu punya optimisme ada harapan, tinggal besar kecilnya. Memang dengan pergantian yang sekarang ini harapannya tidak terlalu besar," ujar Irvan.

Wanita yang dilahirkan di Bandung, 50 tahun silam itu mengawali karirnya sebagai commercial manager for consulting and project management Halliburton Indonesia. Halliburton merupakan perusahaan jasa perminyakan asal Amerika Serikat. Saat masuk Pertamina, lulusan Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung ini, menjadi staf ahli direktur utama bidang hulu Pertamina.

Selain Karen, pemerintah menunjuk Omar S Anwar sebagai wakil direktur utama dan Sony Sumarsono, Humayunbosha, Gita Wirjawan sebagai komisaris di tubuh BUMN itu.