Pelita Kehilangan 3 Pilar

Sumber :

VIVAnews - Penampilan Pelita Jaya di awal putaran kedua Liga Super Indonesia (LSI) 2008/20009 menunjukkan peningkatan.

Setelah dikalahkan Sriwijaya FC 0-1, tim asal Jawa Barat itu akhirnya memetik kemenangan 1-0 atas PSMS Medan. Sayang, saat menjamu Persita Tangerang, Minggu, 15 Februari 2009 mendatang, Pelita harus tampil tanpa kehadiran tiga pilarnya.

Ketiga pemain itu adalah, Gendut Doni, Egi Melgiansyah, dan Basri Badussalam. Ketiganya harus absen karena terkena akumulasi kartu kuning saat berhadapan dengan PSMS Medan, Rabu, 4 Februari 2009.

"Sejak awal pertandingan kami banyak dirugikan wasit Armando Pribadi. Wasit terlalu memihak tuan rumah. Jika mereka melakukan pelanggaran, dibiarkan saja oleh wasit. Bahkan, pelanggaran yang mereka lakukan sudah menjurus kasar, tetapi wasit tetap diam saja. Kontras jika pemain Pelita melakukan pelanggaran, langsung dihukum kartu kuning,” kata Asiten Pelatih Pelita, Arjuna Rinali kepada Daniel Siahaan, wartawan GOSport, Kamis, 5 Februari 2009.

Tak ingin penampilan Pelita menurun, Fandi Ahmad langsung mencari pengganti bagi ketiga pemain itu. Mereka akan ditempa di masa jeda yang ada. Untuk menggantikan Doni, Fandi menunjuk Rudi Widodo yang baru pulih dari cedera.

Sedangkan Egi akan diganti oleh Jamaluddin Main atau Jusmadi, dan Basri akan diganti dengan Gherry Adhi Nugraha.

Sebelum berhadapan PSMS Medan, Fandi sebenarnya sempat was-was akibat kehilangan Eduardo di sektor pertahanan. Kekhawatiran semakin memuncak manakala di laga perdana Pelita kalah dari Sriwijaya FC.

Kekalahan itu dikhawatirkan bakal membuat psikologis anak asuhnya drop saat berhadapan dengan PSMS Medan. Beruntung, berkat pendekatan yang dilakukan mantan bomber Niac Mitra Surabaya ini, kepercayaan diri pemain bisa bangkit.

“Malam sebelum pertandingan, saya mendatangi mereka ke kamarnya. Lalu, saya lakukan dialog. Saya tekankan bahwa para pemain Pelita punya kualitas bagus dan bisa mengalahkan siapa saja,” beber Fandi.
 
Di samping pendekatan pribadi, Fandi juga menekankan kepada pemainnya agar tidak berjauhan dari rekannya. Lalu, bermain bola dengan praktis. Artinya, tidak perlu terlalu banyak memainkan bola di kaki sendiri.

“Alhamdulillah, kiat itu berhasil. Anak-anak bisa bermain efektif dan kompak. Tidak seperti sebelumnya, yang selalu bermain sendiri dan merasa pintar sendiri,” kata Fandi.

Dengan kemenangan tersebut, peringkat Pelita naik satu strip, dari urutan 10 menjadi 9 dalam klasemen Liga Super 2008/2009. Saat ini, Pelita mengumpulkan nilai 26 dari 19 pertandingan.