"Atas Boleh Meredam, di Bawah Menggeliat"

Sumber :

VIVAnews - Klarifikasi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, dinilai pengamat politik Denny JA hanya meredam konflik di tataran elit. Di dalam internal Partai Demokrat, gerakan mencari figur calon presiden selain Jusuf Kalla akan terus terjadi.

"Ini dilema antara moralitas dan realitas politik," kata Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia itu di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Rabu 11 Februari 2009. "Pernyataan itu bisa saja diredam untuk tidak dikeluarkan kepada publik, tapi di bawahnya akan jalan terus mencari-cari (calon) wakil presiden alternatif."

Pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Achmad Mubarok, yang menyatakan calon wakil presiden baru ditetapkan setelah Pemilu mencerminkan upaya itu. Pengandaian Mubarok bahwa jika Golkar meraih 2,5 persen dan PKS 20 persen, maka tentu wajar bagi Demokrat mencari pasangan koalisi yang terbesar suaranya semakin menguatkan itu.

"Mubarok mungkin tidak hanya mewakili dirinya tapi mewakili sebagian besar politisi Demokrat," kata Denny.

Denny berpendapat sangat wajar Demokrat mencari pendamping baru bagi Yudhoyono. Pasangan Yudhoyono-Jusuf Kalla sekarang dinilai seperti matahari kembar, dua kekuatan yang sama kuat. Lalu, "supaya nanti tidak ada partai yang mengontrol Yudhoyono seperti Golkar sekarang ini, maka wakil presiden barunya harus yang tidak terlalu kuat politiknya."