Jawa Masih Penyumbang PDB Tertinggi

Sumber :

VIVAnews - Pulau Jawa masih tercatat sebagai wilayah yang memberikan kontribusi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2008. Sebanyak 57,9 persen pertumbuhan disumbang dari wilayah ini.

Sementara posisi kedua ditempati Sumatera sebesar 23,4 persen, disusul Sulawesi dengan sumbangan 4,5 persen, Kalimantan sebesar 10 persen, Sulawesi 4,5 persen dan pulau-pulau lain seperti Maluku, Papua dan Nusa Tenggara sebesar 4,2 persen.

"Bagaimana kalau dilihat lima tahun yang lalu, ya masih seperti ini juga. Pertama Jawa kemudian, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan pulau-pulau lain di luar pulau-pulau besar itu," kata Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan di Jakarta, Senin 16 Februari 2009.

Di Pulau Jawa, sumbangan masing-masing provinsi terhadap pulau tersebut berturut-turut adalah DKI Jakarta (28,7 persen), Jawa Timur (25,6 persen), Jawa Barat (25,1 persen), Jawa Tengah (14,0 persen), Banten (5,1 persen), dan DI Yogyakarta (1,6 persen).

Setelah Pulau Jawa, Pulau Sumatera merupakan penyumbang terbesar kedua. Tiga penyumbang terbesar terhadap Pulau Sumatera adalah Riau (30,0 persen), Sumatera Utara (22,1 persen), dan Sumatera Selatan ( 12,6 persen).

Provinsi penyumbang terbesar di Pulau Kalimantan adalah Kalimatan Timur, yaitu sebesar 69,5 persen terhadap pulau tersebut, sedangkan provinsi penyumbang terbesar di Pulau Sulawesi adalah Sulawesi Selatan, yaitu sebesar 46,1 persen terhadap pulaunya.

Berdasarkan perbandingan antar provinsi, tiga provinsi yang terbesar kontribusinya adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat, dimana ketiganya memberikan konstribusi sebesar 46,0 persen terhadap Indonesia.

BPS mencatat  PDB Indonesia sepanjang 2008 sebesar 6,1 persen. Sedangkan triwulan IV 2008 sebesar 5,2 persen atau minus 3,6 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Angka ini menunjukkan perlambatan ekonomi.

Kontraksi pada triwulan IV, kata Rusman, terjadi karena adanya krisis global yang dampaknya sangat terasa pada triwulan IV 2008. Namun itu pun dianggap tidak terlalu luar biasa, karena merujuk pengalaman 2006 dan 2007 lalu, setiap triwulan IV juga terjadi transaksi ekonomi meski tidak sebesar 2008.