Cory Aquino Jadi Presiden Filipina

Sumber :

VIVAnews – Setelah memenangkan pemilu negaranya dengan telak, pada 25 Februari 1986, tokoh oposisi Corazon Aquino dilantik menjadi presiden Filipina.

Pelantikan Aquino sebagai presiden menandai berakhirnya 20 tahun era pemerintahan Marcos yang korup dan otoriter. Mantan presiden Filipina yang terpilih pada tahun 1965 tersebut langsung dilarikan ke pangkalan udara Amerika Serikat, Clark, untuk kemudian diasingkan ke Hawaii.

Menurut laman berita BBC, hingga saat terakhir kekuasaannya, Marcos terus menggunakan berbagai macam cara untuk mempertahankan jabatannya. Beberapa minggu sebelum disingkirkan, Marcos mengamandemen konstitusi tahun 1973, memberlakukan keadaan darurat, serta mengambil alih sejumlah media cetak dan elektronik Filipina.

Namun usahanya untuk terus berkuasa gagal setelah Amerika Serikat memindahkan dukungannya kepada Cory Aquino. Kejatuhan Marcos semakin tidak terelakkan setelah Menteri Pertahanan Juan Ponce Enrile dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Fidel Ramos, berbalik mendukung Aquino.

Cory Aquino adalah janda mendiang Benigno Aquino, tokoh oposisi Filipina yang ditembak mati di bandara sepulang dari pengasingan. Semenjak insiden tersebut, kondisi politik Filipina terus bergolak yang mencapai klimaks dengan tumbangnya rezim Marcos pada bulan Februari 1986.

Setelah menjabat presiden selama enam tahun, pada tahun 1992 Presiden Cory Aquino menolak memperpanjang masa jabatannya. Ia kemudian digantikan sekutu dekatnya, Fidel Ramos, yang memegang tampuk presiden Filipina hingga tahun 1998.

Setelah tidak menjabat presiden, Aquino masih terus aktif mengikuti perkembangan politik negaranya. Pada tahun 2001, Cory ikut turun ke jalan menuntut mundurnya presiden Filipina saat itu, Joseph Estrada.