“Partai Islam Partai Malaikat, Itu Penipuan"

Sumber :

VIVAnews –  Memisahkan konsep partai politik antara Islam dan nasionalis dinilai sudah tidak relevan. Karena realitas politik di Indonesia menunjukkan bahwa dua kekuatan itu sudah bergeser dan saling melebur.

“Seharusnya memang ada dua kekuatan besar itu untuk  koalisi secara signifikan. Tapi hal itu juga kami pertanyakan,” kata Fahri Hamzah, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera, di Jakarta.

Konsep Islam dan nasionalis dinilai hanya merupakan identifikasi untuk menjelaskan partai dengan masa lalunya. Itu sebabnya, Fahri mengatakan rancangan Islam dan nasionalis bukan merupakan otak ideologi yang sama sekali tidak dapat disatukan.

Dikotomi seperti itulah yang dinilai memunculkan pandangan bahwa partai Islam adalah partai malaikat. Dan partai nasionalis adalah partai iblis.
Fahri tidak sepakat dengan penggambaran konsep semacam itu. Dia menilai pandangan model itu justru akan memerosotkan perkembangan partai Islam.

“Kalau Islam disebut partai malaikat, itu penipuan. Tujuannya supaya orang Islam menjadi kerdil dan tidak punya partai besar,” kata dia. “Kan tidak ada yang bisa jadi malaikat.”

Sebaliknya, simbol bahwa partai nasionalis adalah partai iblis juga dinilai tidak benar. Pandangan semacam itu menurut Fahri merupakan penyesatan. Dampaknya ialah orang Islam otomatis menolak bekerjasama dengan kelompok nasionalis.

Itulah sebabnya Fahri sepakat pandangan yang membagi dua kelompok yang seolah-olah tidak dapat disatukan itu dihilangkan.

“Yang disebut Islam adalah Islam moderat yang longgar. Dan yang nasionalis juga seperti itu, nasionalis yang moderat dan longgar.”