Aksi Ambil Untung Warnai Pasar Saham

Sumber :

VIVAnews - Aksi ambil untung atau profit taking sejumlah investor akan mewarnai pergerakan indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Selasa ini, 17 Maret 2009.

Turunnya harga minyak dunia akan membuat saham-saham komoditas kembali didera tekanan jual pelaku pasar. "Karena itu, aksi profit taking bakal berlanjut," kata analis pasar modal David Cornelis, kepada VIVAnews melalui sambungan telepon.

Menurut David, indeks perdagangan hari ini masih memiliki sinyal aksi ambil untung. Pergerakan bursa regional juga sudah rawan tekanan jual investor, sehingga turut mendorong indeks terkoreksi kembali, seperti perdagangan awal pekan ini.

David memprediksi, indeks saham pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak pada kisarab 1.310 - 1.335.

Pengamat pasar modal Ukie Jaya Mahendra berpendapat, indeks akan bergerak terbatas. Kondisi ini masih didominasi pola transaksi cepat pelaku pasar, akibat belum masuknya arus modal dari luar negeri ke pasar modal Indonesia. Ia memprediksi indeks akan bergerak pada kisaran 1.310 - 1.360.

Di bursa Wall Street pada perdagangan Senin 16 Maret, atau semalam waktu Indonesia, indeks Dow Jones ditutup melemah tipis 0,1 persen atau 7,01 poin ke 7.216,97. Indeks Nasdaq turun 1,92 persen atau 27,48 poin ke 1.404,02. Serta indeks S&P 500 juga turun 0,35 persen atau 2,66 poin ke 753,89.

Sedangkan di bursa regional pada perdagangan kemarin, indeks Hang Seng menguat 3,60 persen ke 12.976,71, Nikkei 225 naik 1,78 persen ke level 7.704,15, dan Straits Times Singapura naik 0,65 persen menjadi 1.587,75.

Rekomendasi
David merekomendasikan saham-saham penggerak indeks, seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA).

Saham-saham ini, menurut dia, masih layak dikoleksi karena masih memiliki fundamental baik. "Saham ini masih menjanjikan untuk investasi ke depan."

Ukie menyarankan pelaku pasar mengakumulasi saham PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indosat Tbk (ISAT), dan saham komoditas yang sudah terkoreksi, seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). "Saham-saham ini terkait antisipasi laporan keuangan," katanya.