Namaku Hiroko

Sumber :

VIVAnews - Sebuah cerita sastra karya Nh. Dini yang ditulis pada tahun 1977. Karya yang berjudul ‘Namaku Hiroko’ ini menceritakan tentang perjuangan seorang perempuan Jepang polos yang berasal dari desa, kemudian mengadu nasib di kota.

Hidup sendirian di kota dalam usia yang masih sangat muda, tidaklah mudah bagi Hiroko. Ketika masih awal hidup di kota, Hiroko bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Kemudian, secara bertahap ia menjadi seorang pelayan toko pada siang hari, serta merangkap sebagai penari striptease di sebuah klab di Jepang, pada malam harinya.

Tak hanya liku- liku perkerjaan yang ia hadapi, namun juga soal cinta. Saat masih menjadi pembantu rumah tangga, Hiroko pernah mencintai seorang pemuda yang merupakan adik majikannya.

Dengan polosnya, ia mencintai laki- laki tersebut, yang ternyata hanya singgah sebentar dalam kehidupan Hiroko. Seiring berjalannya waktu, Hiroko akhirnya dapat melupakan laki- laki itu.

Tuntutan hidup yang keras, serta pekerjaan sebagai penari striptease, membuat pesona Hiroko semakin terpancar. Ia tidak saja bertambah cantik, namun juga semakin cerdas berkat tempaan pengalaman hidupnya.

Dalam urusan cinta selanjutnya, Hiroko sempat berpacaran dengan Suprapto, seorang mahasiswa Indonesia yang bersekolah di Jepang, Namun, hubungan tersebut kandas, karena perbedaan adat dan budaya mereka berdua yang sulit untuk disatukan.

Pahit manisnya hidup, membuat Hiroko semakin ‘capable’ dan tangguh. Ia tetap bangkit meskipun menghadapi banyak rintangan dan kesulitan dalam mewujudkan cita- citanya.

Pekerjaannya sebagai penari striptease tidak lantas membuat Hiroko berhubungan dekat dengan banyak lelaki, meski banyak lelaki yang menginginkan dirinya. Jauh dilubuk hatinya, Hiroko masih menginginkan sebuah cinta sejati, dari seorang laki- laki yang tulus mencintai dirinya.

Hiroko yang ulet dan tangguh itu akhirnya menemukan cinta sejatinya. Cinta itu ia temukan pada sosok lelaki pengusaha kaya bernama Yoshida, yang tak lain adalah suami Natsuko, sahabat Hiroko sendiri.

Meski status Hiroko hanyalah istri simpanan seorang laki- laki (yang juga suami sahabatnya), namun ia cukup puas dan bahagia dengan kehidupannya tersebut.

Komentar saya soal buku karya Nh. Dini ini adalah: Bagus!!

Saya membaca karyanya hanya selama 2 hari saja, tak perlu berlama- lama. Karena, plot ceritanya membuat saya sangat penasaran. Saya berpikir, Nh. Dini memang cukup ‘berani’ dengan membuat tema cerita perempuan simpanan yang akhirnya hidup bahagia dengan kekasihnya, yang juga suami sahabatnya sendiri pula! Dapat saya katakan, betapa Hiroko seorang pengkhianat sejati.

Namun, yang mengagumkan adalah cara Nh. Dini bercerita. Bagaimana seorang Nh. Dini menggambarkan kekuatan,keuletan serta ketangguhan perempuan. Dan, cerita tersebut membuat saya geleng kepala saking ‘surprised’ nya dengan ending yang diciptakan oleh Nh. Dini.

Sangat jauh dari tebakan saya, bahwa endingnya akan seperti itu. Menurut saya, buku ini adalah salah satu karya sastra yang sangat jujur dari seorang Nh. Dini, dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami.

Ada sebuah kalimat favorit saya dalam buku ini. Diakhir cerita, Hiroko berucap dengan lugas.“Aku puas dengan hidupku, dan aku tak menyesali pengalaman- pengalamanku.”

Sebuah karya yang sangat brilian dari Nh. Dini, sangat memikat dan rujukan yang menarik untuk dibaca, terutama untuk kaum perempuan.

By. Rizka Azizah.(reeskamania@yahoo.com)