Solidaritas di Makassar Tolak Buddha Bar

Sumber :

VIVAnews - Sedikitnya 100 pengunjukrasa mengatasnamakan Solidaritas Ummat Budha Makassar menggelar aksi damai di Monumen Mandala, Makassar, Minggu ini, 22 Maret 2009.

Mereka memprotes peggunaan nama Budha pada sebuah bar di Jakarta.
 
Aksi digelar selama tiga jam, dari pukul 13.30 - 16.30 WITA. Aksi itu dilakukan dengan membagikan ribuan selebaran yang berisi penolakan nama Buddha Bar pada salah satu kafe di Hotel Borobudur, Lapangan Banteng, Jakarta.
 
Mereka juga menggelar sejuta tanda tangan penolakan di atas spanduk putih sepanjang 50 meter. Pengunjuk rasa mengajak seluruh pengguna Jalan Jenderal Sudirman untuk menorehkan tandatangan dukungan. Rencananya, spanduk itu akan dikirim ke Dewan Perwakilan Rakyat, sebagai wujud penolakan terhadap Buddha Bar.  
 
“Buddha Bar, tempatmu bukan di Indonesia. Tidak ada kata lain selain tutup Buddha Bar,” kata Wakil Ketua Perwakilan Ummat Budha Indonesia (Walubi) Sulawesi Selatan Yonggris, saat aksi.
 
Untuk itu, solidaritas mendesak pemerintah menutup tempat hiburan malam itu. Mereka prihatin dengan penggunaan nama Buddha Bar, karena dianggap melecehkan simbol Budha.
 
“Sangat tidak etis menggunakan simbol agama dipasang di tempat maksiat. Ini pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 1/1965 tentang penistaan dan pelecehan terhadap agama tertentu,” katanya.
 
Solidaritas juga meminta kepolisian mengusut dan menindak semua pejabat yang terlibat dalam proses perizinan Buddha Bar. 
 
Aksi ini bukan hanya diikuti ummat Budha saja, melainkan seluruh perwakilan agama di Makassar. Baik dari Islam, Protestan, Katholik, maupun Hindu. Dalam aksi itu, tampak juga dari kalangan ilmuwan, seniman, dan LSM.
 
Mereka mengancam akan menurunkan massa lebih banyak, jika pemerintah tidak memenuhi aspirasi mereka untuk menutup Buddha Bar dalam 2 X 24 jam.

Laporan: Rahmat Zeena/Makassar