Jasa Prostitusi di Jerman Ikut Terpukul

Sumber :

VIVAnews - Seperti sektor-sektor industri lain di Jerman, prostitusi ikut terpukul akibat krisis keuangan global. Situasi inilah yang menimpa sebuah tempat prostitusi di Ibukota Berlin, Pussy Club.

Menurut laman media The Local, Minggu 22 Maret 2009, pengelola hiburan seks legal itu kini mulai banting harga dengan menawarkan "paket hemat." Dengan membayar 70 euro (sekitar Rp 1,1 juta), pelanggan bisa menikmati jasa kencan, ditambah makan dan minum gratis.

Kekhawatiran akan anjloknya tingkat kunjungan ternyata juga dirasakan oleh pesaing Pussy Club, yaitu The Belle Escort. Isabelle, si pemilik, mengaku pendapatan kelabnya telah menurun.

"Saya perkirakan jumlah pengunjung ke tempat kami sudah berkurang 20 persen," kata Isabelle. Dia masih belum mau menerapkan strategi yang sudah diberlakukan pesaingnya, yaitu menawarkan paket hemat. Namun Isabelle mengakui bahwa "Kami sudah mulai menghadapi masalah."

Monika Hietmann, pegiat suatu lembaga swadaya masyarakat yang mendukung hak-hak pekerja seks komersil, membenarkan bahwa industri prostitusi di Jerman ikut terjerat krisis.

"Bila pelanggan tidak mampu mengeluarkan uang untuk kebutuhan rumah, makanan, dan mobil, bagaimana kita bisa mengharapkan mereka merogoh kocek untuk seks?" kata Hietmann.  

Bahkan pada awal tahun ini sudah ada pelaku bisnis yang menyerah. Dia adalah pengelola FKK Sudfass, tempat prostitusi tertua di kota Frankfurt. Pengelola terpaksa menjual gedung yang telah mereka tempati selama 37 tahun untuk kemudian digunakan sebagai hotel.

Prostitusi merupakan industri yang legal di Jerman sejak 2001 dan sebagai konsekuensinya, para pelaku usaha itu harus membayar pajak penghasilan. Sejak saat itu industri pemuas nafsu birahi itu menyebar ke sejumlah kota besar, seperti Berlin, Munich, dan Hamburg.