Ketika Si Kecil Suka Makanan Manis

Sumber :

VIVAnews – Coba sodorkan seporsi makanan lengkap empat sehat lima sempurna kepada si kecil saat makan malam. Mungkin ia akan memakannya dengan biasa saja. Tapi coba ganti sodorkan sebungkus cokelat atau es krim favorit mereka. Ia akan melahapnya dengan amat bersemangat.

Kondisi ini mungkin banyak membuat para orang  tua bertanya-tanya. Bahkan tak jarang memarahi anaknya yang terlalu banyak mengkonsumsi makanan manis yang bisa merusak nafsu makan dan juga kesehatan gigi.

Tapi sebetulnya, kesukaan anak memakan yang manis-manis disebabkan oleh tulang mereka yang sedang tumbuh.

Sebuah penelitian membuktikan, bahwa anak-anak yang tumbuh lebih cepat cenderung suka menyantap makanan manis ketimbang anak-anak yang tumbuh dengan lambat.

Para peneliti memberikan air gula dan jus jeruk dengan tingkat kemanisan yang berbeda-beda kepada 143 anak berusia 11 hingga 15 tahun. Mereka kemudian mengelompokkan anak-anak tersebut ke dalam dua kelompok, yaitu grup anak yang sangat menyukai minuman manis dan kelompok anak yang tidak terlalu suka minuman manis.

Mereka menemukan bahwa anak yang memiliki tingkat biomarker (substansi yang digunakan sebagai indikator keadaan biologis) tertinggi untuk pertumbuhan tulang dalam air seni mereka adalah anak-anak yang menyukai minuman manis.

"Anak dalam masa pertumbuhan menggunakan banyak kalori, dan tubuh meresponnya, sehingga anak-anak membutuhkan dan menyukai makanan manis," kata Susan Coldwell, ketua tim peneliti University of Washington, Amerika Serikat.

Diubah jadi energi

Anak-anak memang menyukai makanan manis daripada orang dewasa. Para peneliti mempertanyakan apakah kesukaan itu bisa dijelaskan dengan faktor sosial atau biologis.

Apakah penyebab itu misalnya karena anak-anak tidak membatasi diri untuk menyantap banyak makanan, sedangkan orang dewasa membatasi diri. Atau, anak-anak tidak menghindari makanan cepat saji, sementara orang dewasa berusahan menghindari "makanan sampah" itu agar tubuh tetap langsing.

Banyak alasan mengapa anak-anak lebih memilih kue daripada sayur bayam. "Namun kecenderungan mereka mengonsumsi gula adalah karena tubuh muda mereka secara efisien mengubah gula menjadi energi sebagai bahan bakar pertumbuhan," terang Coldwell.

Hindari obesitas

Namun, apa yang harus dilakukan para orang tua agar anak-anak itu agar terhindar dari resiko obesitas akibat terlalu sering menyantap makanan manis?

Tawarkan buah kepada anak-anak. Buah mengandung gula tetapi bergizi dan berkalori rendah. Atau berikan sayuran dengan saus manis teriyaki. Nah, kalau anak-anak masih menolak makan sayuran tertentu, jangan putus asa untuk terus menawarkannya. Itu karena anak-anak perlu "mengenal" makanan itu selama 15 menit sebelum akhirnya menerimanya.

Orang tua juga harus ingat bahwa saatnya akan tiba di mana seorang anak akan melewatkan kembang gula tanpa harus diperingatkan orang tua. "Satu hal yang bisa dijadikan pegangan oleh para orang tua adalah bahwa kesukaan mereka terhadap rasa manis akan berkurang karena mereka akan melewati masa puber," kata Coldwell.