Menikah dengan Cowok Bule? Ogah La Yaw

Sumber :

VIVAnews - Para perempuan di China dulu mendambakan pria bule, karena diyakini banyak uang sehingga kemakmuran terjamin. Namun, sejak krisis keuangan melanda penjuru dunia tahun lalu, tren itu, untuk sementara ini, tak lagi berlaku.

Maka, bila ada cowok bule yang kesengsem dengan gadis China, kemungkinan besar jawaban yang bakal dia terima dari si perempuan adalah "bu" (baca: pu) alias tidak la yaw.

Demikian hasil survei yang dilakukan pengelola laman ajang cari jodoh, hongniang.com. Laman China Daily edisi Rabu, 25 Maret 2009, mengungkapkan bahwa hongniang.com melakukan dua kali survei, yaitu akhir tahun 2008 dan awal tahun 2009, kepada sejumlah perempuan di Negeri Tiongkok. Survei pertama melibatkan 6.594 perempuan, sedangkan yang terbaru adalah 4.377 perempuan.

Hasilnya, mayoritas responden kini menolak menikah dengan orang asing. Survei terakhir, yaitu periode Desember 2008 - Februari 2009, menunjukkan bahwa persentase jumlah perempuan yang mau menikah dengan orang asing telah anjlok, dari 42,5 persen menjadi 16,8 persen. 

Di saat yang sama, poin persetujuan dari responden yang ingin menikah dengan laki-laki dari lain budaya juga berkurang, dari 72 menjadi 54.

"Ini menunjukkan bahwa di tengah krisis keuangan, perempuan kini lebih berhati-hati memilih jodoh asing. Mereka sangat peduli atas stabilitas keuangan dan keamanan dengan mempertimbangkan budaya belanja negara-negara Barat," kata Fang Fang, kepala konsultan perjodohan di hongniang.com.

Seorang konsultan dari suatu lembaga konseling di Beijing, Wang Xingjuan, menilai wajar bila perempuan kini kurang tertarik dengan pria asing di tengah krisis keuangan global. 

"Cinta kan juga terkait dengan kehidupan materi dan banyak orang kini bersikap praktis. Krisis keuangan saat ini bisa menyebabkan pengangguran dan menimbulkan tekanan di negara-negara Barat," kata Wang. "Sedangkan di China, situasi relatif stabil. Itulah sebabnya tren pernikahan internasional kini sedang menurun," lanjut Wang. 

Padahal hingga tahun lalu, jumlah pernikahan antara warga China dengan warga asing masih tinggi. Data dari Chinanews.com mengungkapkan bahwa hingga Desember 2008, setiap tahun terdapat 400.000 pernikahan antara warga China dengan orang asing.

Di China, pernikahan itu disebut sebagai "pernikahan internasional". Istilah itu mulai populer saat perempuan China bernama Wendi menikah dengan konglomerat media asal Australia, Rupert Murdoch.