Pengacara Hanura Ancam Laporkan LSI ke Polisi

Sumber :

VIVAnews - Kader dan simpatisan pendukung Partai Hati Nurani Rakyat atau Hanura akan membawa hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) ke ranah hukum. Langkah itu akan ditempuh bila lembaga pimpinan Syaiful Mujani itu tak memberikan klarifikasi hasil survei yang dinilai menyudutkan Hanura.

"Kami masih memberi nafas dia (LSI) untuk mengklarifikasi dalam 2x24 jam. Kalau tidak menjawab, kami akan tempuh langkah hukum," kata salah satu pengacara Hanura, Elza Syarief, di Kantor Pusat Hanura, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 20 April 2009.

Pendukung Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, yang akan mensomasi LSI yakni, Masyarakat Pecinta Wiranto dan Kelompok Pemuda Hanura. Maka itu, rencananya pendukung Partai Hanura ini akan meminta klarifikasi dan somasi atas hasil survei itu. Bila tidak ada jawaban, tim pengacara mengancam akan melakukan langkah hukum.

"Salah satu pasalnya soal pemalsuan data," kata Elza Syarief. Rencananya, Masyarakat Pecinta Wiranto dan Kelompok Pemuda Hanura ini akan membawa beberapa tim pengacara. Mereka yang pasti akan dibawa antara lain, Elza Syarief dan Gusti Randa.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, Syaiful Mujani, dalam perbincangan dengan VIVAnews, mengatakan, dalam kode etik riset, hasil penelitian tidak bisa dibantah. Salah satu bantahan yang bisa dilakukan adalah dengan cara riset ulang. Kalau salah, sebaiknya bikin riset ulang saja," kata Syaiful.

Tim dari Hanura keberatan soal hasil survei yang menyebutkan, bahwa pemilih Hanura tidak memilih Wiranto dalam Pemilu Presiden nanti. "Bagaimana mungkin orang Hanura sendiri tidak memili ketua umumnya sendiri," kata Elza.

Kamis (16/4), LSI melansir hasil exit poll yang dilakukan pada saat hari pencontrengan. Survei ini dilakukan atas 4.200 responden yang tersebar di 2.100 tempat pemungutan suara yang tersebar secara random dan profesional di seluruh Indonesia.

Responden diwawancara setelah memberikan suara di TPS. Margin of error survei ini adalah 1,7 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasilnya 38,5 persen pemilih dari Partai Hanura memilih Yudhoyono untuk jadi presiden, yang memilih Megawati 19,6 persen, dan Prabowo 12,6 persen. Sedangkan, pemilih Hanura yang memilih Wiranto hanya 9 persen.