Tak Sampai 10 Bank Terkena Produk Derivatif

Sumber :

VIVAnews- Perbankan yang tersandung di transaksi derivatif hanya sedikit. Jumlahnya tak lebih dari 10 bank.

"Ada beberapa bank, namun jumlahnya tak sampai 10 bank," kata Deputi Gubernur BI Muliaman Hadad kepada VIVAnews, Jumat 30 Januari 2009.

Menurut Muliaman, bank yang tersangkut dalam transaksi derivatif lebih banyak dari bank asing. Namun, dia tak menyebutkan nama-nama bank yang tersangkut transaksi derivatif.

Satu bank yang secara terbuka sudah menyatakan rugi akibat transaksi derivatif adalah Bank Danamon. Bank ini terpaksa harus mencadangkan Rp 800 miliar akibat nasabah tidak bisa membayar kewajibannya atas transaksi tersebut.

Deputi Gubernur BI, Budi Mulia mengakui adanya transaksi derivatif tersebut bukan hanya berdampak pada perbankan. Tetapi, juga akan mempengaruhi nilai tukar rupiah. Karena itu, Budi mengingatkan BI selalu berada di pasar guna menjaga kurs.

"Kami harus terbuka adanya tambahan permintaan devisa karena bank dan nasabah dimungkinkan melakukan restukturisasi transaksi derivatif," ujarnya. Dengan adanya restrukturisasi itu dimungkinkan permintaan terhadap valas oleh nasabah akan bertambah. "Yang pasti nasabah dan bank akan memiliki kelonggaran untuk merestrukturisasi transaksi ini."

Transaksi derivatif adalah transaksi yang nilainya merupakan turunan dari instrumen yang mendasari, seperti suku bunga, nilai tukar, komoditas, ekuitas, dan indeks, bàik yang diikuti dengan pergerakan maupun tanpa pergerakan dana/instrumen.

Bank Danamon misalnya memasarkan produk berupa foreign exchange forward contract dalam dolar AS. Produk ini adalah kontrak berjangka persetujuan antara dua pihak untuk mempertukarkan satu valuta dengan valuta lainnya pada jangka waktu ke depan.

Kontrak ini mengizinkan suatu bank atau nasabah bank untuk mengatur penjualan dan suatu jumlah spesifik mata uang pada tanggal tertentu yang akan datang berdasarkan harga pasar saat ini. Ini melindungi pembeli dan risiko fluktuasi kurs untuk mendapatkan kebutuhan valuta asing guna memenuhi kewajiban pada waktu yang akan datang.