"Demokrat Diduga Langgar Tiga Aturan"

Sumber :

VIVAnews - Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti, menilai iklan Partai Demokrat satu halaman penuh di harian Kompas diduga mengandung tiga macam pelanggaran. Pertama, ada dugaan penggunaan anak-anak yang belum memiliki hak pilih.

"Kedua, menggunakan simbol sekolah dan guru Sekolah Menengah yang diasumsikan itu pegawai negeri sipil. Pegawai negeri sipil kan tidak boleh ikut kampanye," kata Ray dalam perbincangan dengan VIVAnews, Rabu 18 Februari 2009.

Kemudian, ketiga, ada ucapan "Terima Kasih Presiden SBY!". Menurut Ray, ucapan terima kasih itu seolah-olah menyatakan guru dan siswa sekolah ikut mendukung Partai Demokrat. "Visualisasi saja tidak masalah sebenarnya, namun ucapan "terima kasih" itu yang mengandung unsur melanggar," ujar Ray.

Kemudian, Ray juga memasalahkan substansi iklan yang menyebutkan pemerintah menaikkan anggaran pendidikan 20 persen. Menurut Ray, iklan itu kurang tepat dan menyesatkan. "Bukannya pemerintah yang selalu menolak anggaran 20 persen di bidang pendidikan? Saya masih ingat itu sidang di Mahkamah Konstitusi tahun 2007, saat pemerintah menolak penerapan anggaran 20 persen," ujar Ray.

Selanjutnya, Ray bersama teman-temannya di Lingkar Madani berencana akan mengkaji lebih lanjut iklan satu halaman penuh itu. "Kita lihat saja, apakah perlu dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu," ujarnya.