Indo Tambang Anggarkan Capex US$ 126 Juta

Sumber :

VIVAnews - PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mengalokasikan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 126 juta pada 2009.

Capex tersebut dialokasikan untuk penyelesaian ekspansi pelabuhan Bontang, Kalimantan sebesar US$ 41 juta, pengembangan Indominco blok Timur US$ 15 juta, konsesi Barito US$ 7 juta, serta pembangkit listrik Bontang US$ 6 juta.

Sisanya sebesar US$ 57 juta untuk pengembangan lain seperti TD Mayang fleet expansion dan Indominco underground.

"Capex akan dipenuhi dari kas perseroan," kata Direktur Utama Indo Tambangraya Megah, Somyot Ruchirawat, pada jumpa pers perseroan di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Jumat 17 April 2009.

Somyot menambahkan, pihaknya belum memiliki pinjaman bank hingga saat ini terkait dengan kebutuhan capex itu.

Dia berharap, pembangunan Bontang tahap 2B, yakni barge loader system, rampung pada Juni 2009. Sementara itu, tahap 2C barge unloader system ditargetkan November 2009.

Konsesi Barito, dia menambahkan, diproyeksikan mulai berproduksi pada semester IV-2010. Selain itu, proyek pembangkit listrik captive coal fire diharapkan selesai pertengahan 2009.

Tambang Barito bisa menambah kapasitas produksi hingga empat juta ton per tahun selama 3-4 tahun mendatang.

Somyot mengungkapkan, produksi perusahaan tahun ini berasal dari beberapa tambang, yakni Indominco sebesar 13 juta ton, Jorong 2,5 juta ton, dan Truba 5 juta ton. Sebesar 1,2 juta ton produksi Indominco akan dikontribusi dari blok timur dan sisanya blok barat.

Manajemen Indo Tambangraya optimistis tahun ini bisa mencapai target produksi dan penjualan batu bara. Meski demikian, perseroan berharap polusi dan curah hujan tidak terlalu tinggi, sehingga tidak mengganggu kemampuan produksi tambang.

Tahun ini, perseroan akan berupaya meningkatkan pasokan batu bara domestik, seiring dengan kebijakan pemerintah. Pada 2008, penjualan lokal perusahaan hanya sebesar delapan persen karena kalori batu bara cukup tinggi.

"Kalori tinggi cocok untuk penggunaan di mancanegara. Sedangkan Indonesia masih menggunakan kalori rendah," tuturnya.