Perluasan Kebun Sawit Tak Terkontrol

Sumber :

VIVAnews - Perluasan kebun kelapa sawit yang tidak terkontrol menyebabkan konversi lahan dan kerusakan lingkungan. Selain itu, harga yang naik turun menimbulkan kerugian besar kepada petani.

"Pertumbuhan sawit tanpa kontrol merusak ekosistem dan menciptakan gurun hijau," kata Ketua Dewan Pengurus Pusat Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih pada Diskusi Pandangan Petani Atas Kebijakan Pertanian 2008 di kantor DPP SPI Jalan Mampang Prapatan, Rabu 21 Januari 2009.

Berdasarkan data pemerintah, lahan sawit mencapai 7 juta hektare. Sedangkan data lembaga swasaya Sawit Watch, konversi lahan menjadi kebun sawit mencapai 11 juta hektar. "Lahan perkebunan kelapa sawit tumbuh dengan cepat," ujar Henry.

Menurut Henry, harga sawit yang bergantung pada harga internasional, terlalu membahayakan petani. Terbukti, tingkat kesejahteraan petani di saat harga minyak sawit mentah (CPO) ke harga sangat tinggi tidak berpengaruh.

Sebaliknya, kata dia, pada saat harga menukik turun seperti sekarang ini cepat sekali memukul petani yang menggantungkan hidup pada komoditas tersebut.

"Jadi, perluasan secara masif tidak berdampak ekonomis kepada petani, tetapi lebih kepada perusahaan yang hasilnya keluar Indonesia," tutur Henry.

Henry mengakui, kebijakan pemerintah yang menganut harga kebijakan pasar bebas bisa berdampak langsung pada harga bahan pokok dalam negeri. Yaitu, pada saat harga CPO internasional naik, serta merta harga minyak goreng meroket. "Pemerintah mestinya menerapkan harga yang lebih stabil seperti pada komoditas beras," ujarnya.

Dia mengatakan, laju konversi kebun sawit harus segera dihentikan dan ekspor minyak sawit mentah diganti dengan peningkatan nilai tambah komoditas, dengan membangun industri pengolahan bahan dasar kimia seperti kosmetik.