Utang Bukan Solusi Krisis

Sumber :

VIVAnews - Anggota Komisi Keuangan Dradjad H Wibowo mengingatkan pemerintah yang mengandalkan utang untuk menyelesaikan krisis. Penyelesaian lewat cara itu bukanlah solusi. Keadaan ekonomi yang sekarang labil justru di antaranya timbul karena utang itu sendiri.

Sepuluh tahun lalu, kata dia, capital account dipakai untuk membiayai krisis. "Sekarang numpuk jatuh temponya dan berakibat rupiah tertekan," ujar Dradjad di Gedung DPR, Jakarta, Rabu 3 Desember 2008.

Karenanya ia menyesalkan sikap pemerintah yang dari dulu selalu mengandalkan capital account. Padahal seharusnya curent account-lah yang mulai dipikirkan.

"Current account, berhubungan dengan ekspor dan impor yang dampaknya ke neraca pembayaran. Berbeda dengan capital account, dananya bisa lari cepat dan pengaruhnya ke devisa sangat besar," ujarnya.

Contohnya adalah pada hambatan lalu lintas di bea cukai yang dinilai masih besar. Dradjad menyarankan dalam menghadapi krisis, substitusi impor sekarang harusnya mulai digalakkan. "Jangan lagi mengimpor kalau bisa buat produk di sini. Apalagi mengingat pasar Eropa dan Amerika yang melemah, sebaiknya industri komponen juga diminta agar segera didorong untuk pemenuhan kebutuhan sendiri," tuturnya.

Selain itu, pemerintah juga harus memperkuat UMKM dengan mengeluarkan aturan pemutihan UMKM yang kesulitan permodalan. Langkah ini diperlukan supaya neraca pembayaran aman.

"Sektor jasa juga digenjot, jangan sampai ada yang wisata ke Hong Kong dan Singapura lagi. Kan tidak bagus kita menghemat saja supaya rupiah aman," ujarnya.